Mungkin dalam suatu perusahaan, banyak sales-sales hebat yang dalam kerjanya mampu mencapai target tinggi. Mereka memiliki keahlian dan kemampuan yang berbeda-beda dalam meraih targetnya.
Meskipun demikian, tentu mereka membutuhkan sosok pemimpin, seseorang yang mampu menjadi pemersatu, ikonik, dan sosok yang mampu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih besar.
Seperti yang dikatakan Jack Ma, “Anda tidak akan pernah dapat menyatukan setiap orang, tetapi Anda akan selalu mampu menyatukan pikiran setiap orang melalui tujuan yang sama (common goals).”
Lebih lanjut, dalam teori kepemimpinan yang ditulis oleh Maxwel, The Law of Leadhership, tentang Hukum Katub yang menjelaskan, kemampuan kepemimpinan adalah katub yang menentukan tingkat efektivitas seseorang.
Hal tersebut, berarti semakin rendah kemampuan seseorang untuk memimpin, semakin rendah pula katub potensial orang tersebut. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi kemampuan kepemimpinan sesesorang, semakin tinggi katup potensialnya.
Agar katub potensial menjadi tinggi, salah satu yang bisa Anda lakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan (capability) dari para pemimpin di organisasi Anda.
Adapun untuk mengukur efektivitas seorang pemimpin, khususnya pemimpin tim penjualan bisa dilakukan dengan mengetahui tercapai atau tidaknya suatu penjualan yang ia pimpin. Jika tercapai, maka ia bisa dikatakan berhasil dalam memimpin, demikian juga sebaliknya.
Namun, apakah capaian penjualan itu bisa dijadikan barometer seseorang untuk dikatakan sebagai pemimpin dalam tim penjualan? Tentu masih ada hal lain yang lebih utama untuk mengukur efektivitas seorang pemimpin, yaitu faktor pengaruh.
Selama kepemimpinan tidak berpengaruh dan tidak berdampak pada tim, maka belum tepat dikatakan sempurna sebagai seorang pemimpin. Karena sejatinya pemimpin akan dengan mudah diikuti oleh anggota tim, karena alasan “mau” dan bukan karena sebuah “perintah”.
“Memimpinlah dengan HATI, maka Anda akan mendapatkan TANGAN yang akan membantu.”
Alfa Maulana
