Easment Kodak Company merupakan perusahaan yang didirikan oleh George Eastmen dan Henry Strong pada tahun 1888. Perusahaan yang menghasilkan produk peralatan fotografi itu berkantor pusat di Rochester, New York.
Perusahaan tersebut pernah berjaya di abad ke-20, bahkan pernah menguasai 90% pangsa pasar Amerika. Namun pada periode 1990-an, perusahaan ini mulai terkikis dengan munculnya teknologi digital.
Pada tahun 2009, Kodak menghentikan produksinya, sekaligus mengakhiri masa kejayaan yang telah dibuat selama 74 tahun. Bahkan pada tahun 2012, perusahaan ini sampai mengajukan permohonan perlindungan pailit kepada Pengadilan Pailit AS.
Apakah tumbangnya Kodak karena adanya perkembangan teknologi digital? Tentu tidak! Karena perusahaan sejenis mampu mempertahankan diri, seperti Fujifilm.
Fujifilm merupakan perusahaan fotografi asal Jepang yang telah lama menjadi pesaing berat Kodak. Fujifilm mampu bertahan, karena berhasil merangkul teknologi digital dalam mengembangkan bisnisnya.
Sedangkan, para pemimpin Kodak beranggapan bisnis film dan kertas yang telah mereka bangun bisa hancur oleh fotografi digital, sehingga mereka menjadikan fotografi digital sebagai musuh.
Karena itu, para CEO Kodak mempertahankan dan tetap merasa bisa mengalahkan pasar. Para pemimpin Kodak tidak melihat dan mendengarkan apa yang lebih diinginkan oleh pelanggan mereka melalui Bidang Pemasaran atau Bidang Sumber Daya Manusia mereka.
Tentu para pelanggan akan lebih memilih fotografi digital, karena selain lebih mudah dalam pengoperasian, juga mereka tidak perlu repot membeli rool film lagi, sehingga membuat mereka lebih hemat biaya.
Hal di atas menunjukkan bahwa Bidang Pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan usaha atau bisnis. Oleh karena itu, setiap pemimpin hendaknya lebih peka dan bisa mengukur setiap proses dalam Bidang Pemasaran yang mereka miliki.