Gen X dan Y memiliki prinsip “ karyawan tidak meninggalkan pekerjaan mereka, mereka meninggalkan pemimpin mereka”. Maka, dapat dikatakan loyalitas mereka terhadap perusahaan dinilai dari kecocokan mereka terhadap atasan.
Gen Y ingin memiliki pemimpin yang bersahabat dan senang berbagi. Sedangkan gen X menginginkan seorang pemimpin yang dapat membantu mereka untuk mendapatkan promosi dan meraih kesuksesan. Zoomer yang sudah memiliki banyak pengalaman lebih senang dengan pemimpin yang mau memberikan mereka kesempatan baru.
Sebagai seorang pemimpin, penting bagi Anda untuk menggali tujuan hidup karyawan agar dapat memotivasi mereka untuk bekerja. Zoomer lelah dengan pertanyaan ini sehingga mereka cukup bisa diberi kesempatan untuk mengerjakan hal yang sebetulnya ingin mereka kerjakan sejak dahulu.
Sedangkan Gen X masih mencari jati diri sehingga mereka lebih menyukai sebuah proyek yang berdampak besar terhadap perusahaan. Sementara itu, Gen Y ingin diyakinkan bahwa mereka dapat melakukan suatu hal yang berarti.
Perusahaan dapat mengidentifikasi nilai-nilai perusahaan yang mana yang sesuai dengan tujuan hidup gen Y, lalu membantu mereka mengejar hal itu sembari bekerja di perusahaan.
Salah satu peran pemimpin yang paling penting adalah menangani politik kantor, terutama jika terdapat karyawan gen X atau Y yang menempati posisi lebih tinggi dari Zoomer. Para atasan di perusahaan perlu memelihara keterbukaan dialog dan komunikasi serta memberi pemahaman kepada karyawan bahwa penilaian dilihat berdasarkan kinerja.
Penilaian kinerja dari pemimpin pun perlu disesuaikan. Zoomer akan merasa lebih senang jika pengalaman kerjanya diakui karena mereka jarang memperoleh pujian tersebut. Gen X adalah orang yang tidak suka basa-basi dan memiliki ego tinggi jika dibimbing, tetapi mereka menghargai feedback yang diberikan orang lain.
Gen Y memerlukan pembinaan one-to-one, penilaian kinerja yang pendek dan agak sulit menerima kritik. Saling memaklumi perbedaan karakter generasi amat penting. Oleh karena itu, tidak ada salahnya pemimpin memberlakukan program membimbing terbalik.
Program ini memungkinkan gen Y membimbing Zoomer, misalnya di bidang teknologi. Program ini juga akan membuat Zoomer belajar memahami cara berinteraksi dan berpikir kreatif ala anak muda.
Pemimpin juga perlu menyadari bahwa terjadinya penurunan minat akan jabatan. Zoomer menginginkan jabatan, gen X tidak terlalu, dan gen Y tidak peduli selama masih memperoleh pemasukan dan bisa bersenang-senang.
Untuk mendorong gen X dan Y mau menempati jabatan tertentu, jabatan itu dapat menggunakan titel yang lebih unik, misalnya Kepala Seniman Situs Web (Chief Website Artist) atau Kepala Pejabat Kebahagiaan (Chief Happiness Officer).