Kemampuan intelektual seorang pemimpin tidak semata-mata dinilai dari IQ-nya. Inti dari kemampuan ini adalah menjadikan ide Anda mudah diterima dan memiliki pengaruh kepada orang-orang di sekitar Anda. Untuk itu, sebuah ide harus bisa disajikan secara logis, kreatif dan juga praktis.
Kemampuan berpikir logis dilatih dengan cara menyederhanakan ide agar orang lain mudah memahaminya. Selain itu, biasakan untuk mengelompokkan ide-ide Anda agar lebih sistematis dan rapi.
Sebagai contoh, saat Anda ingin mempresentasikan 12 rencana kegiatan, Anda bisa mengelompokkannya ke dalam 3 bagian yang masing-masing terdiri dari 4 rencana aksi. Cara semacam ini akan membuat rencana Anda lebih mudah dipahami.
Agar ide Anda menarik perhatian orang lain, aspek kreativitas juga perlu diperhatikan. Ide yang kreatif akan terlihat berbeda dari ide-ide lainnya. Untuk bisa menghasilkan ide yang kreatif, Anda harus berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa dan mencari jawaban-jawaban yang tidak biasa pula.
Selanjutnya, ide Anda juga harus praktis. Artinya, ide Anda mudah diimplementasikan dan tidak mengawang-awang. Cobalah ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: “Bisakah ide Anda direalisasikan? Jika tidak bisa, apa yang bisa dilakukan sebagai penyesuaian? Jika bisa, dari mana Anda harus memulainya?”.
Jadi, seorang pemimpin harus bisa menyajikan ide secara logis, kreatif dan praktis. Sebuah ide yang tidak logis akan sulit dipahami orang lain. Ide yang tidak kreatif akan sulit menarik perhatian. Dan ide yang tidak praktis hanya akan mengawang-awang. Inilah aspek intelektual dalam kepemimpinan.