Dalam pengasuhan, seringkali ekspresi marah perlu ditunjukkan kepada anak didik. Namun ada marah yang baik dan ada marah yang buruk. Marah yang baik adalah saat Anda fokus pada kesalahan yang terjadi, bukan pada orang yang berbuat kesalahan.
Marah yang buruk dapat menyebabkan ketakutan dan nantinya menghambat pertumbuhan orang yang Anda marahi (baik anak maupun bawahan Anda).
Di sisi lain, mengasuh anak juga melibatkan rasa menerima, kemauan memuji dan mencintai. Hal-hal ini dapat mendorong perkembangan minat anak, sesuatu yang sangat penting untuk pendidikan mereka. Dukung anak Anda dengan perasaan percaya dan harapan. Apabila Anda terlanjur marah, maka peluklah dan berikan penjelasan untuk menumbuhkan kembali energi mereka.
Aspek lain yang juga penting dalam pengasuhan adalah kedisiplinan. Untuk menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan kreatif, anak harus dapat bertahan terhadap suatu kesulitan dan mengelola rasa tidak puasnya. Hal inilah yang diajarkan oleh kedisiplinan.
Ketegasan dalam mendidik bukan berarti menekan anak, namun justru melatih anak untuk sabar, bertanggung jawab, dan mengerti peraturan.
Dalam mengasuh anak, ingatlah enam prinsip utama dalam metode Whole Brain. Pertama, lihatlah kelebihan dan bakat anak, jangan melihat kelemahannya. Kedua, lihatlah anak sebagai sosok yang masih berproses, bukan sebagai sosok yang sudah jadi. Ketiga, terimalah ketidaksempurnaan dengan hangat, jangan mengasuh dengan standar sempurna.
Prinsip keempat, jangan membanding-bandingkan anak Anda dengan orang lain. Ingat, setiap anak adalah unik. Kelima, jangan hanya fokus pada prestasi belajar saja. Dan terakhir, terimalah anak apa adanya dan cintai mereka sepenuh hati.
Selain itu, dalam mengasuh anak terdapat tiga “harta suci” yang perlu Anda perhatikan.
Pertama adalah cinta. Setiap anak membutuhkan cinta orangtuanya, bahkan tindakan anak yang bermasalah sebenarnya mencari perhatian orangtua.
“Harta suci” kedua adalah ketegasan. Setelah memberikan rasa cinta, pujian, dan penghargaan, maka anak akan patuh pada orangtua, bukan sebaliknya. Jadi, untuk mendisiplinkan anak, mulailah dengan memujinya.
Dan yang ketiga adalah kepercayaan. Anak yang dididik dengan cinta, ketegasan untuk mengetahui yang benar dan salah, dan diberikan rasa percaya oleh orangtuanya akan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Dengan kerelaan mereka akan berusaha untuk selalu membuat Anda, orang tua yang telah mempercayainya, menjadi bangga.