Otak memiliki potensi yang luar biasa, namun tanpa metode pendidikan yang tepat, kemampuan otak tidak akan optimal.
Pendidikan sebenarnya terdiri dari dua sisi, yaitu memahami pengetahuan dan membangun potensi diri. Sayangnya, pendidikan sekarang hanya menekankan pada pemahaman dan pembelajaran terhadap pengetahuan, belum menitikberatkan pada kemajuan manusia dalam pengembangan potensi diri yang dimilikinya.
Yoshida Shouin, seorang pakar pendidikan, memprakarsai metode unik yang dinamakannya “pendidikan anak usia 0 tahun”. Ia percaya bahwa pendidikan anak dimulai sejak anak ada di dalam kandungan. Untuk itu, ibu harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan memberikan makanan yang tepat untuk calon putra/putrinya.
Pendidikan di usia dini juga penting karena terkait dengan pembentukan karakter dan kebiasaan anak. Shouin sendiri diminta ayahnya untuk menghapal Shiso Gokyou (Four Books & Five Classics) saat berusia 4-5 tahun. Meski saat itu ia tidak memahaminya, namun ajaran tersebut kemudian menjadi sesuatu yang membekas dalam ingatannya.
Salah satu metode pendidikan lain yang terkenal di Jepang adalah Metode Pendidikan Goujyuu. Dalam metodeini, senior diminta untuk mengajari junior. Untuk dapat mengajar, seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam, sehingga senior yang mengajar pada akhirnya juga akan belajar lebih banyak hal.
Metode Gyojuu ini memiliki kesamaan dengan metode Pendidikan di Finlandia, dimana siswa belajar secara berkelompok (4-5 orang) dan mereka saling mengajari satu sama lain.
Bangsa Yahudi juga memiliki metode pendidikan unik yang disebut Mishnah, yaitu mengulang atau repetisi. Mereka menyadari bahwa ingatan merupakan faktor penting dalam keberhasilan dan studi. Metode pengulangan ini juga banyak diterapkan oleh orang Jepang, seperti keharusan anak-anak menghapal Shisho Gokyouse bagaimana di bahas sebelumnya.
Pendidikan saat ini masih fokus pada otak kiri, lalu bagaimana mendapatkan pendidikan otak kanan?
Untuk itu Anda perlu melakukan pendekatan otak kanan, yang meliputi pendidikan kreativitas dan keterikatan keberadaan diri dengan lingkungan. Ini untuk melengkapi pendekatan otak kiri yang bersifat logis. Pendidikan yang bisa menyentuh otak kanan dan otak kiri secara seimbang adalah jalan untuk melahirkan anak-anak yang jenius.