Ketika Anda bisa menikmati ibadah dan amal shalih, sungguh Anda telah menjadi orang yang beruntung. Meskipun ibadah yang Anda kerjakan tak lain sebuah kewajiban, tetapi Anda tidak merasakan keterpaksaan saat melaksanakannya.
Bahkan, pada saat orang lain tidak mau mengerjakan amal shalih tersebut, Anda tetap menjalankannya tanpa ada sedikit pun keraguan/rasa malas. Misalnya, selesai puasa Ramadhan, Anda melanjutkan puasa sunah Syawal karena ‘ketagihan’ berpuasa.
Maka, berbahagialah saat Anda mampu merasakan nikmatnya ibadah dan amal shalih. Sebab, salah satu tanda diterimanya amal shalih ialah saat Anda mampu merasakan nikmatnya ibadah (menikmati manisnya amal di dunia).
Buah amal di dunia ialah kesan positif mendalam yang Anda rasakan saat dan setelah beramal shalih. Kesan positif itulah yang akhirnya membuat Anda selalu rindu untuk melakukannya. Bahkan Anda tak sabar bila harus menunggu terlalu lama.
Seperti ketika Anda mendengar suara adzan, Anda pun bergegas menuju ke masjid lantaran rasa rindu untuk shalat. Anda mendatanginya bukan lantaran dipanggil saja, tetapi karena ada dorongan yang kuat dari dalam diri Anda sendiri.
Bahkan, ketika tidak ada lagi amal shalih yang Anda kerjakan (pada waktu luang), pikiran alam bawah sadar Anda bertanya-tanya, “Adakah amal shalih yang bisa aku lakukan saat ini?” Dorongan untuk berbuat baik itu sangat kuat, sehingga tidak ada waktu Anda yang terbuang sia-sia.
Itulah tanda keistiqamahan dalam beramal shalih, yakni ketagihan amal shalih. Bila sepanjang hidup Anda akrab dengan Allah Swt, insyaallah saat ajal tiba pun akan terasa mudah. Tersebab semua amal shalih sudah Anda kerjakan dan tidak ada lagi rasa khawatir.
Justru Anda akan merasa bahagia menjelang akhir hayat, sebab Anda akan bertemu dengan Dia yang selama ini Anda rindukan. Pada saat itulah, ada rasa tenang di hati Anda. Karena, puncak dari kerinduan bagi orang-orang shalih ialah rindu berjumpa dengan Rabb-Nya.