Buku

The Culture Map

Kiat Sukses Menghadapi Keragaman Budaya dalam Bisnis
By Erin Meyer
<
>
4 dari 8

Dalam hal menyampaikan tanggapan negatif, beberapa budaya juga memiliki kecenderungan yang berbeda. Misalnya, orang Amerika yang berkonteks rendah merasa lebih nyaman memberi tanggapan negatif lewat penyampaian yang positif. Sementara orang Belanda cenderung mengkritik secara terang-terangan.

Secara umum, perbedaan cara melontarkan tanggapan negatif ini bisa dibagi menjadi dua jenis: langsung dan tidak langsung. Penulis membagi tips untuk berinteraksi dengan 4 kuadran budaya berikut ini.

Kuadran I: konteks rendah – tanggapan negatif langsung. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk berbicara maupun mengkritik sejelas mungkin. Namun, jangan mencoba meniru karena gaya ini hanya cocok dilakukan oleh sesame mereka. Orang di luar budaya mereka yang melakukan hal ini justru bisa dinilai menyinggung.

Kuadran II: konteks tinggi – tanggapan negatif langsung. Jika menghadapi orang dengan latar belakang budaya ini, gunakan kata-kata yang sopan namun ungkapkan dengan jelas.

Kuadran III: konteks rendah – tanggapan negatif tidak langsung. Sebaiknya awali dengan pemberian tanggapan positif, baru dilanjutkan dengan tanggapan negatif.

Kuadran IV: konteks tinggi – tanggapan negatif tidak langsung. Berikan tanggapan negatif secara personal, bukan di hadapan orang banyak. Jika memungkinkan, sampaikan secara bertahap (tidak dalam satu waktu) agar konten dapat lebih mudah diterima oleh lawan bicara Anda.

Selain kesalahan dalam cara menyampaikan tanggapan negatif, tak jarang dalam suatu tim, konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat. Yang satu menganggap pendapat yang lain kurang tepat, dan sebaliknya.

Terkait hal ini, Anda perlu memahami dua jenis perbedaan cara mengemukakan pendapat. Pertama, mereka yang konfrontatif—contohnya orang Israel, Prancis, dan Jerman—menganggap bahwa konfrontasi terbuka adalah sesuatu yang positif.

Kedua, mereka yang menghindari konfrontasi—contohnya orang Indonesia, Jepang, dan Thailand—menganggap bahwa konfrontasi sepatutnya dihindari karena dapat merusak hubungan kerja.

Dalam suatu tim multikultural, apabila Anda sebagai pemimpin, maka cobalah untuk tidak hadir dalam rapat karena orang-orang yang menghindari konfrontasi memiliki intensi untuk tidak berbeda pendapat dengan atasan.

Selain itu, sebaiknya Anda mengatur agar ada rapat pengumpulan ide yang diikuti hanya oleh bawahan Anda untuk kemudian hasilnya disampaikan oleh perwakilan rapat kepada Anda.

Terakhir, brainstorming dapat menjadi opsi pengumpulan ide yang dilakukan melalui secarik kertas di mana anggota tim menuliskan nama mereka secara anonim.

“Untuk terlibat dalam konflik, orang tidak perlu pisau yang bisa memotong, tapi jarum yang bisa menjahit.”

Pepatah bijak orang Bahama

<
>
4 dari 8
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Agung Laksamana
17 Pengkuan Professional PR & Kunci Sukses Membangun Karier pada Era Disrupsi
Buku
Sophia Mega
Membangun Personal Branding melalui Media Sosial Tanpa Perlu Jadi Selebgram
Buku
A.C. Mahendra K. Datu
Prinsip dan Komponen Penting dalam Rencana Negosiasi
Buku
Judy Motion, Robert L. Health & Shirley Leich
Peran Public Relations dalam Media Sosial
Buku
Allan dan Barbara Pease
Seni Membaca Bahasa Tubuh untuk Meningkatkan Hubungan dan Kinerja
Buku
Larry King
Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Di mana Saja