Di Finlandia, anak-anak terbiasa istirahat 5 menit setiap 1 jam pelajaran (45 menit). Mereka akan menggunakannya untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Selanjutnya mereka bisa kembali lagi ke dalam kelas dengan wajah ceria dan lebih fokus pada pelajaran.
Istirahat sesaat atau jeda saat belajar akan membuat mereka segar seharian sehingga lebih
maksimal dalam memerhatikan dan menyerap pelajaran.
Penelitian Daniel Levitin, seorang Professor Psikologi Behavioral Neuroscience (ilmu syaraf tentang kebiasaan) di Universitas Mc Gill menguraikan bahwa memberi otak waktu untuk istirahat melalui jeda yang teratur, akan mengarahkan seseorang pada produktivitas dan kreativitas yang lebih besar.
Banyak cara untuk mengistirahatkan otak, salah satunya menurut Levitin dengan melamun. Sementara Brigid Schule dalam Overwhelmed menyebutkan beberapa cara lain, di antaranya switching (berpindah) antara kerja dan istirahat.
Apa pun cara yang dipilih, harus diingat untuk melakukannya secara teratur agar bermanfaat bagi siswa.
Selain memberikan kegiatan istirahat, perlu juga mengajak siswa untuk melakukan aksi bergerak dengan gembira sehingga mereka mau melakukan kegiatan fisik dengan sukarela.
Cobalah untuk memasukkan kegiatan tersebut dalam proses belajar secara alami. Beberapa anak di kelas sering mengatakan bahwa mereka membutuhkan udara segar.
Biarkan mereka membuka jendela dan menghirup udara yang masuk. Otak juga membutuhkan udara segar. Dengan membuka jendela, sirkulasi udara akan menjadi lebih baik. Ini juga merupakan bagian dari mengistirahatkan otak.
Sebuah penelitian menegaskan bahwa alam dapat membantu proses belajar seorang anak; membangun rasa kepercayaan diri, mengurangi gejala gangguan hiperaktif karena kekurangan perhatian, menenangkan anak serta membantu mereka fokus.
Tentunya hal-hal di atas akan berguna bagi seorang anak agar dapat fokus dalam pelajarannya.
“Anda perlu memberikan waktu bagi otak Anda untuk beristirahat sehingga dapat mengkonsolidasi semua informasi yang masuk”
Daniel Levitin