Suplemen Intelektual dari Bantal (2017) membahas manfaat lain dari tidur nyenyak selain mencegah penyakit, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam mengingat serta memperbaiki kepribadian seseorang.
Profil pembicara
Dan Gartenberg adalah seorang ilmuwan sekaligus professional coach yang mendalami tentang tidur. Ia telah mendirikan layanan yang bertujuan membantu orang memperoleh tidur yang berkualitas, baik lewat aplikasi maupun konsultasi secara langsung.
Untuk siapa video ini?
Apa yang dibahas video ini?
“Saat Anda tidak memperoleh tidur nyenyak yang Anda butuhkan, hal itu bisa menghambat kemampuan Anda untuk belajar serta regenerasi sel-sel tubuh Anda.”
Dan Gartenberg
Pada masa kini, rata-rata orang Amerika tidur satu jam lebih sedikit dibandingkan dengan waktu tidur mereka di tahun 1940-an.
Padahal, kurang tidur menyebabkan orang lebih rentan terserang alzheimer, penyakit kardiovaskular, stroke dan diabetes.
Tidak hanya itu, kurang tidur dapat memengaruhi mental seseorang. Kurang tidur berakibat pada pengambilan keputusan yang lebih beresiko dan terburu-buru.
Selain itu, rasa empati seseorang pun cenderung berkurang. Maka, tak heran orang yang kurang tidur menjadi lebih sulit berhubungan dengan orang lain.
Ilmuwan pun sekarang mulai mengerti bahwa bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas tidur akan memberi pengaruh.
Secara umum diketahui ada tiga jenis tidur, yaitu tidur ringan, tidur REM (tidur dengan gerak mata cepat) dan tidur nyenyak. Ketika sedang menjalani tidur ringan atau tidur REM, keadaan otak seseorang mirip dengan keadaan otak ketika ia sedang bangun.
Hal itu yang membedakan antara tidur nyenyak dengan jenis tidur lainnya.
Saat seseorang sedang tidur nyenyak, gelombang delta dapat diproduksi. Gelombang ini membantu proses konversi seluruh interaksi yang dilakukan selama seseorang bangun di hari itu ke dalam ingatan jangka panjang.
Akibatnya, fungsi otak untuk mengingat kian meningkat, serta kepribadian orang tersebut kian membaik. Sayangnya, kemampuan produksi gelombang delta ini semakin berkurang seiring dengan bertambahnya umur.
Mengingat pentingnya tidur nyenyak, Gartenberg menjadi terdorong untuk menerapkan tidur nyenyak selama 8 jam dengan merekayasa berbagai hal dalam hidupnya, termasuk waktu makan, olahraga, dan paparan sinar.
Namun, tetap saja tidur yang benar-benar nyenyak kadang sulit ia peroleh.
Sampai pada suatu waktu, Gartenberg bertemu Dr. Dmitry Gerashchenko dari Sekolah Medis Harvard. Dr. Gerashchenko memberi tahu penemuan dari sebuah laboratorium di Jerman yang menunjukkan bahwa terdapat jenis suara tertentu yang dapat meningkatkan kualitas tidur nyenyak seseorang.
Gartenberg dan Dr. Gerashchenko kemudian sepakat bekerja sama untuk membuat suatu alat yang mendukung hal tersebut.
Gartenberg menguji alat yang ia buat kepada beberapa partisipan. Ia memasang elektroda di beberapa bagian tubuh partisipan untuk merekam gelombang dalam otak, lalu memutar jenis suara yang diyakini dapat meningkatkan produksi gelombang delta ketika para partisipan tampak tertidur nyenyak.
Ketika bangun, para partisipan mengaku tidak sadar ada suara yang diputar ketika mereka sedang tidur. Namun, rekaman gelombang menunjukkan bahwa otak para partisipan lebih banyak memproduksi gelombang delta ketika suara tersebut diputar.
Hasil ini semakin mendorong Gartenberg untuk melanjutkan penelitiannya.
Kini, ia sedang meneliti jenis suara serta kondisi lingkungan yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur.
Ia memperkirakan suatu hari orang-orang dapat mengenakan sebuah alat yang kecil tetapi berperan besar dalam hal regenerasi gelombang delta sehingga dapat memberi manusia manfaat lebih dari sekedar tidur nyenyak.