Branding adalah sebuah elemen kunci dari strategi pemasaran perusahaan. Merek yang kuat membantu Anda membangun identitas perusahaan di pasar, dan mengembangkan waralaba pelanggan yang solid.
Memiliki brand yang terwakili merek, yang berada pada posisi nomor satu atau dua, dalam kategori produk tertentu merupakan senjata paling ampuh untuk menguasai benak konsumen. Merek yang kuat juga dapat menjadi dasar untuk melakukan perluasan merek (brand extension).
Dengan strategi perluasan merek yang tepat, Anda dapat memperkuat posisi perusahaan dan meningkatkan nilai merek tersebut. Apabila Anda ingin memasukkan produk ke pasar internasional, maka produk tersebut harus memiliki merek yang kuat, mudah diucapkan, mudah diingat, dan mudah dilihat.
Sebagian besar peneliti tentang branding, baik di pasar domestik maupun internasional, berfokus pada ekuitas atau nilai yang terkait nama merek serta faktor-faktor yang mendasari terciptanya nilai suatu merek.
Faktanya, merek di tingkat produk lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan branding perusahaan. Merek di tingkat produk lebih mudah dideferensiasi, sehingga masing-masing produk memiliki tingkat persaingan yang berbeda.
Kelemahan merek di tingkat produk adalah kurangnya dukungan yang sinergis dari perusahaan karena masing-masing produk memiliki strategi pengembangan mereka sendiri-sendiri. Biasanya, perusahaan dengan sejumlah produk yang beragam cenderung menekankan mereka di tingkat bisnis produk.
Misalnya, Unilever menggunakan merek seperti Wall dan Algida untuk es krim, Sunsilk dan Clear untuk produk sampo, dan merek Calvin Klein untuk produk perawatan pribadi. Sedangkan merek dalam skala perusahaan tergantung pada penggunaan nama perusahaan atau logo untuk membangun identitas merek di pasar.
“Setiap brand memiliki philosophy branging yang berbeda-beda, sehingga memiliki keunikan sendiri-sendiri dan karakteristik pribadi yang tidak sama.”
Al-Ries dan Boush