Semakin banyak brand yang melihat musik sebagai prioritas utama dalam upaya branding. Sepuluh tahun lalu, pertanyaan yang dihadapi marketer adalah musik apa yang sebaiknya digunakan di iklan TV atau radio. Kini, fokus bergeser ke arah brand sounds dan bagaimana artis & musik dapat membantu perusahaan meraih tujuan komunikasinya.
Menurut model David Aaker, value dari music branding dapat dilihat dari 4 area:
Strategi musik yang dijalankan dengan baik, haruslah mampu memperkuat ekuitas dan loyalitas terhadap brand. Untuk itu, tantangan pentingnya adalah bagaimana musik harus digunakan. Terdapat empat langkah “Music Stairway” dalam memanfaatkan musik secara strategis bagi upaya branding.
Langkah pertama, musik sebagai unsconscious use. Misalnya staf secara random memilih musik yang diputar di toko atau restoran. Hasilnya memberikan sinyal branding yang campur aduk bagi konsumen. Langkah kedua, musik sebagai conscious use. Pada tahap ini berarti brand sudah membangun identitas musiknya sendiri misalnya berupa sound logo, theme songdan musik telah menjadi elemen branding, juga strategic tool.
Langkah ketiga, brand telah menjadi actively involved in music. Misalnya berupa kerjasama dengan artis musisi ataupun musik menjadi bagian dari kampanye pemasaran brand. Langkah keempat, “owning” strategic platform in music culture. Memiliki platform berarti brand punya status penuh dan kredibel dalam budaya musik. Sebagai contoh: Red Bull Music Academy, workshop musik berkelanjutan yang dirancang oleh brand minuman Red Bull.