Musik mampu menyentuh emosi, mempertemukan banyak orang dan menjadi topik percakapan yang penting diperhitungkan. Musik dapat melampaui batasan ras, budaya dan negara. Irama, bunyi dan suara dalam komposisi musik punya kemampuan luar biasa dalam menjangkau setiap orang.
Pada umumnya, sebuah brand dikenali dari bentuk visual seperti logo dan profile. Namun, yang tidak kalah penting, brand juga diingat dari brand sound yang Anda dengar. Brand seperti Coca Cola, Pepsi, Apple, Microsoft, Toyota, BMW adalah beberapa brand yang telah menyadari sejak awal bahwa musik mampu mendefinisikan produk dan servis mereka, bahkan mendefinisikan ciri orang-orang yang menjadi konsumen dari brand-nya.
Musik semakin penting dan sudah menjadi bagian dari perjalanan setiap orang. Salah satu contoh paling tangible dari transformasi kekuatan musik adalah teater dan film. Musik hadir sebagai emosi yang dikirimkan menjadi pesan komunikasi. Sementara, brand merupakan social markers, bagian dari identitas yang mungkin kita sadari ataupun tidak kita sadari.
Beberapa dekade lalu, orang mendefinisikan identitas dirinya berdasarkan lingkungan dimana mereka tinggal, tempat dimana mereka bekerja, dan seterusnya. Faktor ini mungkin masih menjadi bagian identitas, namun individu modern seringkali mendefinisikan dirinya lewat pilihan yang dibuatnya setiap hari melalui hobi, komunitas, minat, dan apa yang dikonsumsinya. Pilihan brand seakan juga menunjukkan siapa kita dan apa yang menjadi nilai-nilai kita.
Konsep 4P (Product, Price, Placement & Promotion) merupakan model yang sudah lama kita kenal dalam keberhasilan kampanye pemasaran. Namun melihat kompleksitas perilaku konsumen dan teknologi berkembang di era ini, 4Ps harus menjadi 4Es: Emotion, Experience, Engagement dan Exclusivity. Dihubungkan dengan music branding, maka 4Es ini dapat menjadi marketing tool yang kuat dan potensial.