Dinamika paling menarik yang penting direfleksikan dalam dunia pendidikan agar menjadi penuh makna, adalah 1) hal-hal mendasar terkait pendidikan anak usia dini (PAUD), 2) tarik ulur kurikulum terutama di Pendidikan Dasar dan Menengah, 3) tantangan di Perguruan Tinggi, dan 4) peran serta masyarakat dalam pendidikan.
Ada empat hal substantial PAUD, yakni pertama, akselerasi cakupan jangan terengah-engah apalagi kehabisan tenaga hanya karena meributkan pengertian pendidikanformal, nonformal, dan informal sampai-sampai rebut berkepanjangan ketika jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dimasukkan ke dalam ranah PAUD.
Kedua, memperluas cakupan dan jangkauan PAUD jauh lebih penting dibandingkan dengan mempersoalkan kualifikasi pendidik.
Kemudian, yang ketiga, PAUD membutuhkan pejabat (pusat maupun daerah) yang benar-benar hatinya untuk anak-anak, bukan sekedar job seekers. Dan, keempat, seratus persen PAUD membutuhkan keterlibatan orangtua. Perbanyak pelatihan untuk orangtua (parenting education) sebanyak pelatihan untuk mereka yang mengasuh di PAUD.
Lalu kurikulum di pendidikan dasar dan menengah tidak saja merefleksikan content-nya, namun juga terutama harus terumuskan secara tajam/ kuat dalam cara pembelajaran yang dilakukan, dalam konteks tertentu anak didik.
Kurikulum di pendidikan dasar dan pendidikan menengah itu akan semakin bermakna untuk masa depan kalau memuat dua komponen pokok, yaitu bagaimana mengembangkan apa yang dibawa anak sejak lahir sebagai modal potensialnya (nature) dan bagaimana lingkungan (nurture) mendukung, menjamin dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Lalu hal paling substantial untuk perguruan tinggi seharusnya adalah otonomi PT itu, dan hal itu terefleksikan ke dalam proses belajar mengajar.
Secara sederhana dapat disebutkan bahwa dosen-dosen PT seharusnya memberikan kuliah (mengajar) yang mendorong mahasiswanya semakin terampil dan benar-benar belajar.
Konkretnya, dosen harus terus-menerus mendorong/ menyarankan mahasiswa dalam hal: cara terbaik membuat catatan selama kuliah, cara terbaik membaca buku/ diktat, sumber belajar, dan cara melakukan diskusi, praktikum, kerja kelompok, kerja individu. Selain itu, cara belajar terbaik untuk ujian, cara mengatur kegiatan belajar dan aktivitas organisasi.
Aspek terpenting dari semua itu adalah dosen harus mengajarkan keterampilan mendengarkan dan keterampilan berbicara mahasiswa. Inilah hal substantial paling bermakna bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.
“Guru dan dosen harus mengajarkan keterampilan mendengarkandan keterampilan berbicara mahasiswa. Inilah hal substantial paling bermakna bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.”
J.C. Tukiman Taruna