Rumus kebahagiaan berikutnya adalah rasa kasih. Kasih adalah ketika Anda dapat melihat orang lain sebagai bagian dari diri Anda sendiri. Anda akan merasa bahagia apabila orang lain menjadi bahagia dan bersedih ketika orang lain mengalami kesusahan.
Bukankah ketidakbahagiaan sering muncul karena sikap iri dan dengki atas keberhasilan orang lain? Obat untuk penyakit semacam itu adalah rasa kasih.
Kasih adalah kata kerja aktif (me-) bukan pasif (di-). Artinya, untuk meraih kebahagiaan Anda harus lebih banyak mengasihi, bukan selalu berharap untuk dikasihi. Pada kenyataannya, ada banyak orang yang tidak merasa bahagia karena selalu menunggu untuk dikasihi oleh orang lain. Lebih parah lagi, mereka yang berharap untuk dikasihani.
Perubahan paradigma tersebut tergantung pada kedewasaan seseorang. Mereka yang bermental seperti anak kecil hanya akan berharap untuk dicintai, disayangi dan diberi. Sedangkan mereka yang memiliki kedewasaan akan lebih banyak berpikir untuk mencintai, menyayangi dan memberi.
“Memberi” adalah perwujudan dari kasih, karena kasih tanpa memberi hanya akan menjadi teori. Kasih tanpa memberi hanya akan menjadi kata-kata tanpa bukti nyata.
Kebahagian akan dirasakan apabila tangan Anda berada di atas, yaitu ketika Anda dapat bermanfaat bagi orang lain. Ingat-ingatlah ketika Anda menyantuni orang miskin atau menyekolahkan anak yang fakir, bukankah di saat itu ada kebahagiaan yang Anda rasakan?
Memberi yang sejati adalah apabila dilakukan dengan dasar kasih/cinta. Seseorang mungkin saja memberi tanpa cinta. Contohnya, pemberian karena ada agenda terselubung dibelakangnya atau pemberian yang dilandasi oleh keterpaksaan. Ingatlah bahwa pemberian-pemberian semacam ini tidak akan membawa kebahagiaan.
“Memberi” sebenarnya lebih membahagiakan dibandingkan dengan “diberi”. Hanya saja, ketika Anda bertanya pada banyak orang, umumnya merekamengaku lebih suka diberi dari pada memberi.
Padahal, ketika Anda diberi oleh orang lain hasilnya hanyalah suatu kesenangan (pleasure), sedangkan ketika Anda memberi pada orang lain, maka hasilnya adalah sebuah kebahagiaan (happiness). Mengapa seperti itu? Karena ketika Anda memberi maka tangan Anda berada diatas. Hal tersebut menghasilkan makna hidup yang lebih besar sebagai manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain di sekelilingnya.
Memberi yang paling sulit adalah ketika Anda harus memberi maaf. Padahal, manfaat dan kebahagiaan yang besar akan didapatkan oleh siapa saja yang mau memaafkan.Mengapa memaafkan adalah memberi yang paling sulit?
Jika digambarkan dalam garis bilangan bulat, memberi ibarat bergerak dari titik 0 ke 1. Namun memaafkan ibarat bergeser dari titik minus ke 1. Artinya, ada lompatan yang lebih tinggi.
Posisi awal memaafkan adalah titik minus karena ada hati yang terlanjur terluka dan tersakiti. Ketika memaafkan, Anda ibarat memberikan sesuatu pada seseorang yang sebenarnya sudah melukai Anda.
“Orang yang lemah tidak akan bisa memaafkan. Memberi maaf adalah ciri orang yang kuat”
Mahatma Gandhi