Pernahkah Anda mendengar keluhan, tentang seorang yang merasa salah jalan?
Salah jalan yang dimaksud tentunya bukan tersesat di jalan, namun sebuah ungkapan perasaan, di mana ia merasa belajar atau bekerja di sebuah tempat yang salah.
Ia menekuni jalan hidupnya sebagai seorang mahasiswa arsitek, namun panggilan hatinya ingin sekali menjadi seorang diplomat. Atau seorang akuntan yang tidak terlalu menyukai pekerjaannya, ia merasa hatinya lebih ‘klik’ untuk menjadi seorang trainer.
Ini bukanlah cerita fiksi. Peristiwa seperti ini sangat banyak terjadi di sekitar Anda, atau bahkan pernah terjadi pada diri Anda sendiri.
Anda bisa saja mengalami peristiwa itu, kemudian melakukan pencarian dan berakhir dalam jalan hidup yang Anda inginkan. Kisah Anda pun berakhir bahagia.
Namun alangkah baiknya jika sejak awal Anda sudah berjalan di rute yang sesuai dengan minat maupun bakat Anda. Setuju kan?
Apa itu minat? Menurut Ayah Eddy, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat muncul dari dalam diri anak, atau datang dari luar diri anak yang bersangkutan.
Adapun bakat adalah potensi bawaan lahir. Karena bawaan lahir, bakat tidak bisa dipaksakan.
Jika anak tidak berbakat main piano, mati-matian orangtuanya memaksakan, tetap saja anak tersebut tidak dapat bermain piano dengan baik.
Bakat sudah ada sejak lahir, namun seringkali tidak terlihat. Kadangkala setelah digosok dan diasah, barulah bakatnya terlihat dan bersinar.
Banyak anak zaman sekarang yang memiliki multi potensi. Mereka pintar matematika, jago renang dan pandai berbahasa asing. Dalam situasi seperti ini, orangtua harus pintar membaca dan memilih potensi unggul si anak.
"Kita mungkin tidak bisa mempersiapkan masa depan bagi anak-anak kita.
Namun setidaknya, kita bisa menyiapkan anak-anak untuk menghadapi masa depannya kelak."
Franklin D Roosevelt