Tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan besar adalah adanya kelompok-kelompok (kubu) di dalam perusahaan. Beberapa orang tidak lagi merasa perusahaan sebagai satu tim, justru hanya melihat departemen atau divisinya sebagai satu tim.
Untuk membangun budaya yang kuat, pemimpin perusahaan harus dapat meminimalisir rasa berkelompok tersebut. Beberapa cara dapat dilakukan.
Pertama dengan menyesuaikan kompensasi dan insentif yang ada untuk mendorong kerjasama yang lebih erat antar departemen. Misalnya dengan menetapkan insentif berdasarkan kualitas layanan pelanggan, dimana pelanggan adalah semua orang yang terkait dengan pekerjaan, termasuk di dalamnya adalah rekan kerja.
Bisa juga dilakukan dengan menetapkan kinerja perusahaan sebagai dasar insentif bukan kinerja pribadi atau kelompok.
Selain itu, pertemuan rutin yang dihadiri semua orang juga perlu dilakukan, baik terkait pekerjaan maupun tidak. Aktivitas bersama di luar jam kerja bisa menjadi cara efektif untuk membangun kerjasama tim.
Rasa kebersamaan juga dapat dibangun dengan pengaturan tempat duduk. Dengan mengatur tempat duduk secara terbuka, tidak berdasarkan departemen, rasa kebersamaan dapat ditingkatkan. Dan yang paling penting, tidak ada dinding pemisah antar kursi dan departemen.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan seorang pemimpin adalah bagaimana untuk terus mendorong inovasi. Inovasi mutlak diperlukan untuk terus meningkatkan daya saing perusahaan ataupun untuk meningkatkan kualitas kerja internal.
Yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah mencari ide inovasi, namun justru keberanian untuk melakukan ide inovasi yang ada. Saat ada ide inovasi, cobalah untuk terus mengembangkandan mengeksekusinya.
Berikut ini beberapa panduan untuk dapat mengembangkan dan mengeksekusi ide inovasi.
Lebih jauh, untuk mempertahankan semangat inovasi, pemimpin perusahaan sendiri harus menjadi orang yang terbuka dengan ide baru. Secara alami, setiap orang akan terdorong untuk menjadi skeptis dan memberikan kritik.
Karena itu, saat seseorang muncul dengan suatu ide, gunakanlah aturan 24, yaitu peraturan yang ditetapkan oleh Tony Tjan, CEO Cue Ball. Saat ada ide datang, tunggu hingga 24 detik sebelum mengkritiknya, kemudian tunggu 24 menit, dan tunggu 24 jam untuk mencari solusi yang lebih baik.
“Sebuah organisasi memiliki dua jenis otot: ‘otot pekerjaan’ yang menyelesaikan pekerjaan, dan ‘otot penemuan’ yang selalu berusaha berinovasi”
Ronald M. Shaich, CEO of Panera Brea