Rahasia pertama Merry untuk bisa bertahan di tengah kesulitan ekonomi adalah penanaman pikiran positif sebanyak-banyaknya. Pikiran positif itu antara lain didapatnya dari buku-buku biografi tokoh terkenal.
Biografi yang paling memengaruhinya adalah kisah Thomas Alfa Edison, penemu listrik yang semula dicemooh sebagai orang idiot dan tidak punya masa depan. Kenyataannya, Edison mampu menciptakan sesuatu yang dahsyat dan mengubah kehidupan dunia.
Energi positif juga ditemukan Merry saat bertemu dengan Alva Tjenderasa, seorang mahasiswa jurusan Mesin yang bisa menjadi teman, mitra bisnis dan kelak juga menjadi suaminya.
Alva merupakan orang yang suka membaca buku, berpikiran tenang dan juga selalu mendukung Merry. Alva selalu menyemangati Merry agar tidak mudah putus asa dan tetap semangat dalam menghadapi kegagalan.
Merry sadar bahwa ia tidak bisa selamanya mengandalkan uang kiriman dari orang tua. Meskipun sudah berusaha berhemat namun kebutuhan akan terus meningkat. Maka Merry pun membulatkan tekad untuk melakukan upaya-upaya baru.
Merry pun berusaha mencari penghasilan tambahan, yaitu dengan membagikan brosur laundry saat liburan tahun kedua. Meskipun upah yang diterimanya tidak seberapa, hanya 5 dolar per jamnya, namun Merry mendapatkan pelajaran berharga dari sana.
Pelajaran tersebut dirangkai oleh Merry menjadi kalimat ajaib berikut: ”Jika kita bekerja keras dengan cara-cara yang baik, niat yang baik dan tekad yang baik, kita bisa meraih impian kita”.
Pekerjaan pertama tersebut juga mempertemukan Merry dengan Mr.Kenny, sang pemilik usaha laundry. Krisis Moneter yang terjadi justru memberikan Mr.Kenny banyak peluang untuk membuka model usaha baru. Hal itu mengajarkan Merry bahwa dalam kondisi yang sulit kita tetap bisa mendapatkan peluang asal jeli melihat keadaan.