Pernahkah anak Anda melakukan kesalahan atau kekacauan di rumah? Seperti mencorat-coret tembok atau meja dapur? Bagaimana reaksi Anda untuk mengatasinya? Menyalahkan dan memberi hukuman atau justru memberi kesempatan belajar untuk mereka?
Hukuman dan disiplin adalah dua hal yang sangat berbeda. Hukuman adalah tindakan yang menunjukkan kekuasaan dari orang dewasa yang menimbulkan kemarahan, penolakan, bahkan konflik berkepanjangan. Hukuman tidak memberikan solusi justru luka yang mendalam.
Sedangkan disiplin adalah suatu proses belajar yang fleksibel yang bertujuan untuk pembelajaran, pembimbingan, dan membantu anak memunculkan disiplin diri. Disiplin tidak menghakimi, tidak membingungkan dan tidak memaksa.
Adapun manfaat disiplin adalah menunjukkan pada anak apa yang telah mereka lakukan, membuat anak melihat masalah adalah miliknya sehingga berusaha mengatasinya, memberikan pilihan untuk memecahkan masalah, dan membuat anak memiliki harga diri.
Hukuman dapat mengambil kesempatan anak untuk mengembangkan diri dan kemampuan berperilaku dengan penuh integritas, bijaksana, kasih sayang dan memaafkan.
Sedangkan disiplin dapat mengubah perilaku atau kebiasaan yang menyebabkan konflik menjadi kedamaian dalam keluarga.
Cobalah menerapkan disiplin dalam keluarga dan meminimalisir hukuman atas sesuatu yang tidak masuk akal. Setiap insiden atau kesalahan yang dilakukan anak akan memberi mereka kesempatan belajar dan berkembang.
Semua butuh waktu. Penerapan hukuman memang akan lebih mudah pelaksanaannya namun waktu yang Anda luangkan untuk menjalankan kedisiplinan akan sebanding manfaatnya yang akan anak terima.
Pendekatan menggunakan hukuman yang cenderung menerapkan kekerasan akan berdampak buruk terhadap perilaku anak di masa depan.