Menulis berita televisi sedikit berbeda dengan menulis berita untuk media cetak dan radio. Pada media cetak, reporter harus menulis detail karena media ini mengandalkan bahasa tulisan. Reporter harus mampu menangkap suasana peristiwa dan menuliskannya dengan baik.
Adapun radio menggunakan bahasa lisan murni, yakni bahasa lisan untuk didengar. Jadi menggunakan telinga. Setelah mendengarkan, pemirsa dapat mengetahui, merasakan, mengobservasi dan memahami isi berita.
Sementara, berita TV bersifat selintas. Apabila waktunya berlalu, tidak ada pengulangan. Berita TV tidak perlu panjang karena sudah ada gambar. Berita TV paling panjang sekitar 2,5 menit.
Namun, secara umumberita TV hanya berkisar antara 1 menit hingga 1,5 menit. Bahkan untuk berita VO hanya berkisar antara 25-35 detik. Jadi penulisan berita TV harus lebih efisien dan efektif.
Adapun teknik untuk menciptakan efisiensi kalimat, mencakup beberpa hal, yaitu:
“Bahasa yang digunakan televisi adalah bahasa lisan bercampur bahasa tulisan. Kita harus bercerita atau bertutur, bukan semata menulis.”
Arifin Harahap