Sebagai seorang reporter TV, Anda harus terlebih dahulu mengetahui gambar yang diambil juru kamera, baru menuliskan beritanya. Supaya naskah berita yang Anda buat selaras dengan gambar yang tersedia.
Reporter TV boleh saja punya segunung data, tetapi bila gambarnya tidak seluruhnya mendukung akan percuma. Ingat, berita TV harus senantiasa didukung gambar. Apabila gambar belum tersedia, bisa didukung grafis dan animasi yang relevan.
Misalnya, bus sarat penumpang baru saja bertabrakan dengan truk di jalan tol. Korban tewas mencapai puluhan orang. Namun, visual kejadian masih diambil juru kamera, sementara berita harus segera disiarkan untuk mengejar aktualitas. Redaksi bisa membuat berita itu dengan didukung grafis dan animasi.
Susunan atau struktur penulisan berita TV juga mengacu pada struktur piramida terbalik, artinya menyusun data berita mulai dari bagian yang paling penting, penting, dan kurang penting.
Bagian yang paling penting ditulis pada lead in, bagian yang penting ditulis pada tubuh berita, dan kurang penting pada bagian penutup.
Tujuan penyusunan seperti ini adalah agar pemirsa segera memahami isi berita setelah mendengar lead in dibacakan penyiar. Judul pada berita TV tidak sepenting di media cetak.
Bagi media cetak, judul merupakan bagian pertama yang dijual pada berita. Judul berita di media cetak menjadi semacam etalase. Tapi pada berita TV, judul menjadi pendukung berita karena tertera pada layar TV setelah lead in dibacakan anchor dan muncul visual berita.