Buku

Lo Ngerti Siapa Gue

Membangun Personal Branding melalui Media Sosial Tanpa Perlu Jadi Selebgram
By Sophia Mega
<
>
7 dari 8

Ingatlah, personal branding tidak hanya berlaku di media online saja, tetapi juga dalam kehidupan tatap muka (dunia nyata). Inilah pentingnya menjadi jujur, nyaman, dan sepenuhnya menjadi diri sendiri. Tanpa berusaha pun, Anda sudah natural dan orisinal, baik di media sosial maupun di dunia tatap muka.

Pertama, saat berkenalan. Sama halnya dengan bio di Instagram, Anda bisa membuat orang yang baru kenal Anda langsung mengingat Anda.

Tidak harus memperkenalkan diri Anda dan kompetensi apa yang Anda miliki dengan lengkap. Cukup melalui gaya Anda bicara dan topik pembicaraan yang Anda obrolkan membuat mereka ingat tentang diri Anda.

Kedua, Anda mengikuti even-even yang relevan. Mengikuti even tidak hanya untuk memperluas networking yang Anda butuhkan, tetapi bagaimana nantinya orang-orang yang Anda temui di sana bisa mengenal Anda lebih dekat. Sehingga, saat nantinya mereka membutuhkan kompetensi yang Anda miliki, mereka akan menghubungi Anda.

Ketiga, bertukar kontak. Ketika di sosial media, Anda bisa saling follow, sedangkan di dunia tatap muka, Anda bisa saling bertukar nomor kontak. Ini salah satu cara menumbuhkan rasa percaya mereka kepada Anda dan untuk membina hubungan jangka panjang.

Keempat, bertemu kenalan dari sosial media. Bila tujuannya baik, tidak perlu ragu untuk bertatap muka dengan mereka.

Sebelum bertemu dengannya, cobalah mencari tahu apa minatnya terlebih dahulu. Kemudian saat bertemu, banyaknya bertanya, sebab orang lain paling suka ketika didengar. Akhirnya, mereka mau mendengarkan omongan Anda.

Kelima, rendah hati tanpa merendahkan diri sendiri. Rendah hati memang wajib, agar tidak sombong, tetapi jangan sampai merendahkan diri Anda sendiri. Karena kalau Anda minder, orang lain akan susah memercayai kompetensi Anda.

Jadi, kehidupan tatap muka memang penting dan harus ada korelasinya dengan apa yang Anda posting di media sosial. Sikap Anda di media sosial sama dengan sikap Anda di dunia nyata. Selanjutnya, bedakan antara ruang privat dengan ruang publik. Hal itu agar Anda mudah menentukan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Terakhir, kompetensi tidak akan ada manfaatnya bila Anda tidak menggunakan etika yang tepat di ruang publik. Artinya, tanpa etika, maka kompetensi yang Anda agung-agungkan akan runtuh seketika. Sehingga, kompetensi yang hebat perlu didukung dengan etika/sikap yang baik.

“Teknologi akan selalu berkembang, Anda hanya butuh beradaptasi dengan cepat dan mudah. Karena yang paling penting ialah kemauan Anda untuk menjadi diri sendiri dan memberikan manfaat kepada orang lain sesuai kompetensi Anda.”

Sophia Mega

<
>
7 dari 8
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Irma El-Mira
Makna Sejati Sebuah Pilihan
Buku
Dale Carnegie
Bagaimana Membangun Hubungan, Memenangkan Kepercayaan, dan Meyakinkan Orang Lain
Buku
Erin Niimi Longhurst
Seni dalam Budaya Jepang untuk Hidup Lebih Sehat, Bahagia, dan Bijaksana
Video
Tony Robbins
Memahami Motivasi Manusia dalam Melakukan Sesuatu
Buku
Jonathan Herring
Seni dan Ketrampilan dalam Berdebat untuk Mencapai Tujuan Anda
Buku
Sylvia Loehken
Memunculkan Potensi Tersembunyi Pribadi Introver