Kini saatnya Anda mengubah cara memimpin dari Kepala ke Hati. Ialah perjalanan kepemimpinan dari sifat egoisme ke altruisme, atau dari perspektif egoistis ke perspektif cinta. Prosesnya dengan cara membekali argumen yang keluar dari akal pikiran dengan pembicaraan dari hati ke hati.
Bahkan, Anda perlu berpindah dari argumen ke nonargumen, maka interaksi Anda dengan orang akan melahirkan fenomena baru.
Di dalam interaksi seperti itu, akan muncul nilai-nilai keluruhan yang sarat makna. Hubungan Anda dengan orang lain pun penuh dengan keindahan, wewangian, dan cinta. Itulah ruh kepemimpinan keilahian.
Sayangnya, seringnya para pemimpin memimpin dan para manajer mengelola tanpa menggunakan hati. Lantas, kenapa dunia usaha tidak memanfaatkan energi spiritual manusia? Karena banyak pelaku usaha yang tidak memercayai jiwa manusia dapat menambah profit mereka.
Mereka memang membicarakan tentang “Kecerdasan Emosi”, tetapi percayalah mereka tidak mengetahui tempat energi terdalam bersemayam di dalam diri manusia. Ingatlah, perasaan ada di hati dan kecerdasan ada di akal pikiran.
Sedangkan energi spiritual, letaknya ada di dalam jiwa manusia. Begitu pentingnya jiwa manusia, kenapa dunia usaha tidak peduli? Padahal kebanyakan orang menyerah dan putus asa dalam bekerja lantaran jiwanya kering. Maka, yakini keberadaan jiwa Anda, yakini adanya Tuhan.
Begitu Anda meyakini adanya Tuhan, jiwa Anda akan terasah. Anda terhubung dengan Tuhan melalui kebijaksanaan naluriah Anda. Karena logika terkadang bersifat mentah—kadang-kadang gagal memahami aspek kehidupan yang lebih murni. Ketika Anda melihat ke dalam diri Anda, maka Anda akan melihat harta karun dan kemurnian jiwa.
Ketahuilah, bahwa Anda bisa merancang sebuah strategi dalam perusahaan dengan akal pikiran. Namun percayalah, Anda bisa mewujudkan semua strategi itu dengan melibatkan hati dan penyatuan jiwa tim kerja. Jadi inilah yang harus Anda lakukan untuk melibatkan Tuhan dalam kepemimpinan Anda:
Ketika Anda ingin menjadikan pemimpin sejati, jalanilah kehidupan Anda yang paling sejati. Isi hati Anda dengan begitu banyak cinta dan gairah, sehingga tidak tersisa lagi tempat untuk kebencian. Sehingga, Anda akan mencintai apa yang Anda kerjakan, karena Anda hadir sepenuh hati dalam memimpin tim kerja Anda.