Buku

Lasting Lean

Re-innovate Your Business Model Better, Faster, and Easier!
By Bonnie Soeherman
<
>
2 dari 8

Keberhasilan bisnis di era konseptual akan menjadi nyata jika mata perusahaan lebih banyak difokuskan pada inovasi value ketimbang menghabiskan energi memikirkan persaingan. Fokus pada persaingan hanya akan menghamburkan energi, biaya, dan waktu.

Fenomena bisnis masa kini tidak hanya mencerminkan kerasnya persaingan pasar, namun juga makin cepatnya life cycle produk dan inovasi, karena pasar yang semakin dinamis dan peka terhadap trend dan gaya hidup baru. Saat Anda lengah, dengan cepat pesaing akan mendahului bisnis Anda.

Contoh, dari sekian banyak pendatang baru di dunia produksi game, DeNA adalah salah satu pemain yang harus dipertimbangkan. Dengan usia berdiri yang relatif lebih muda dan jumlah karyawan seperempat Square Enix, DeNA berhasil meraih pendapatan rata-rata USD 1,3 milyar.

Rahasia DeNA cukup sederhana, mereka cukup peka pada pergeseran trend. DeNA sangat cepat memasuki pasar mobile game (mobage). DeNA tidak terjebak pada persaingan di game hardcore seperti yang selama ini ditekuni Konami dan Capcom. DeNA ‘menciptakan’ pasar casual mobile game yang saat itu memang kurang dilirik pemain besar.

Itulah solusinya, keluar dari battle zone, ciptakan prosperous zone agar bisnis Anda tidak berjalan di tempat dan lebih optimis memandang masa depan yang lebih cerah. Dengan versi berbeda, Kim dan Merbourgne berkreasi melalui konsep Blue Ocean Strategy.

Anda menciptakan pasar baru atau disebut blue ocean, di mana Anda menjadi pemain tunggal atau masih sedikit pesaing. Kisah DeNA menjelaskan cara implementasi menang tanpa pertempuran. Sebagai perusahaan baru, DeNa telah membuat jalurnya sendiri.

Lalu, bagaimana agar inovasi yang Anda ciptakan bisa efektif dan diterima pasar? Orang bijak menggunakan istilah “use other’s shoe”, yang artinya berempatilah pada orang lain, dalam hal ini tentu saja calon konsumen. Yakni, memahami cara berpikir dan masalah mereka adalah kunci dari inovasi customer value.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Daniel Pink, bahwa kemampuan berempati merupakan salah satu faktor penentu bisnis era konseptual atau Osterwalder dengan “Empathy Map”-nya. Karenanya, strategi yang dirancang berdasarkan satu perspektif dan kepentingan internal perusahaan dapat dipastikan gagal.

“Saat ini, bukan lagi pemilik modal saja yang berpeluang menang, siapa pun yang memiliki kreativitas tinggi untuk memperoleh resource selalu memiliki peluang menang lebih baik.”

Bonnie Soeherman

<
>
2 dari 8
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Scott Stratten & Alison Stratten
100 Pelajaran Branding di Era Disruptif
Buku
Hermawan Kartajaya dan Waizly Darwin
Surfing New Wave Marketing
Buku
Alfa Maulana
The Keys To Be A Successful Sales Leader
Video
Bill Gross
Faktor Terpenting dalam Kesuksesan Perusahaan Rintisan (Start-up)
Buku
Tim MarkPlus
Panduan Praktis tentang Manajemen Merek
Buku
Brian Halligan & Dharmesh Shah
Cara Efektif untuk Menarik, Melibatkan dan Menyenangkan Hati Pelanggan