Ada banyak keanehan di sekitar kita yang dianggap benar bagi kebanyakan orang seperti penampakan UFO, penemuan lubang besar berbentuk lingkaran di area perkebunan atau penampakan wajah seseorang pada objek tertentu.
Apakah beberapa bentuk keanehan ini memang sebuah realita atau hanya ilusi belaka? Jika hanya sebuah ilusi belaka, kenapa orang-orang mempercayainya?
Berbagai fenomena aneh seperti ini dapat dibuktikan dan dijelaskan melalui pendekatan ilmu pengetahuan.
Sebagai contoh, perusahaan bernama Quadro Corporation dari Virginia Barat memproduksi dan menjual sebuah plastik berantena yang diklaim dapat menemukan ganja yang disembunyikan siswa di loker sekolah.
Cara kerjanya sangat sederhana. Anda cukup membawa alat tersebut menuju koridor sekolah. Jika antenanya bergerak dan condong ke salah satu loker, bisa jadi di dalam loker tersebut ada ganjanya.
Apakah alat ini benar-benar mampu menemukan ganja di loker siswa? Iya, jika Anda membuka cukup banyak loker tentunya. Namun, jika dilihat dari pendekatan ilmu pengetahuan, ada sedikit keganjalan dari cara kerja alat “aneh” ini.
Dalam pendekatan ilmu pengetahuan, kita harus mengukur segala sesuatu secara seimbang. Tidak hanya tingkat kesuksesannya saja yang harus kita ukur, namun juga tingkat kegagalannya. Hal ini yang sering kita abaikan dalam menilai dan mempercayai sesuatu.
Begitu juga kegagalan yang dialami Galileo ketika mengklaim Saturnus sebagai planet terjauh yang memiliki tiga tubuh. Galileo sama sekali tidak memiliki teori tentang lingkaran planet dan tidak memiliki data yang cukup tentang itu.
Sampai pada tahun1655, Christiaan Huygens memiliki teori tentang lingkaran planet dan bagaimana sistem tata surya bekerja .
Ia juga memiliki data yang cukup dan teleskop yang lebih baik. Ia menyatakan bahwa planet Saturnus berbentuk cincin. Faktanya, memang demikian.
Beginilah seharusnya kita menemukan kebenaran dari klaim tertentu atau mempercayai sebuah keanehan. Kita harus menggunakan data yang lengkap dan seimbang.
Lalu, kenapa orang-orang cenderung mempercayai hal-hal aneh seperti penampakan wajah di planet Mars atau penampakan ikon agama tertentu pada kaca bangunan dan bahkan pada makanan ?
Manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk melihat wajah karena pengaruh evolusi. Wajah sangat penting bagi manusia secara sosial. Itu alasan manusia cenderung melihat wajah pada objek tertentu.
Kepercayaan akan hal aneh ini juga disebabkan kesalahan persepsi kognitif manusia. Kesalahan persepsi kognitif ini disebabkan tidak lengkapnya informasi yang masuk ke otak sehingga otak kita cenderung mengasumsikannya sebagai sesuatu yang familiar dalam hidup kita.
Namun, jika kita cermati lebih dalam, dengan data yang lebih lengkap dan sudut yang lebih beragam. Keanehan yang kita persepsikan hanyalah sebuah ilusi belaka.
“ Manusia memiliki kecenderungan untuk melihat wajah pada sebuah objek karena faktor evolusi. Wajah juga merupakan hal penting dalam kehidupan sosial manusia”
Michael Shermer