Dalam media daring, pelaku jurnalistik dituntut bekerja lebih cepat dalam menghasilkan berita.
Namun, godaan tersebut tidak boleh melupakan unsur penting penyusunan berita, yaitu fokus, fakta, nilai berita, jawaban, sumber, kejelasan, dan etika. Tidak peduli bagaimana disampaikan, sebuah berita harus terdapat semua unsur tersebut.
Fokus adalah pemikiran utama dalam cerita yang bisa diperoleh dari pertanyaan apa yang menarik?, apa yang baru?, atau apa yang akan diperoleh khalayak dari berita tersebut?.
Seorang Jurnalis harus mampu menentukan fokus sebelum melakukan liputan dan memproduksi berita. Fokus memberikan konteks dan orientasi ke depan.
Berita jelas harus memuat fakta yang akurat dan terverifikasi. Jurnalis harus teliti dan mengecek kebenaran terlebih dahulu sebelum menerbitkannya, meskipun yakin mendengar atau membaca informasi yang tepat melalui suatu sumber.
Verifikasi adalah ciri khas pekerjaan jurnalistik untuk memperoleh kebenaran. Jurnalis tidak boleh menggunakan sumber tunggal atau homogen.
Suatu berita dianggap bernilai jika memuat hal yang penting dan menarik. Terdapat delapan aspek menyusun nilai berita, yaitu kebaruan, pengaruh, relevansi, konflik, popularitas, emosi, ketidakwajaran, dan kedekatan jarak. Tidak harus semua aspek tersebut ada dalam suatu berita. Namun, semakin banyak yang dimuat, akan semakin tinggi nilai beritanya.
Berita juga harus memuat jawaban dari lima W dan satu H, yaitu what, who, when, where, why, dan how. Jurnalis perlu menampilkan jawaban tersebut secara sistematis dan logis, sehingga mudah dipahami oleh khalayak.
Penggunaan tautan ke situs lain juga sangat membantu untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap, seperti situs berita, YouTube, publikasi riset, atau akun media sosial.
Dalam perjalanan jurnalistik, sering kali kita menemukan sumber anonim yang tidak bersedia disebutkan namanya. Memang tidak ada aturan kaku dalam hal ini, namun dibutuhkan sifat kritis dalam menentukannya. Sehingga jurnalis tidak terjebak dalam suatu kepentingan tertentu.
Dalam hal tersebut, Anda bisa mempertimbangkan rekam jejaknya, kredibilitasnya, serta motivasi penyampaian berita tersebut.
Media daring bersifat sangat visual. Oleh karena itu, jurnalis harus mampu menyediakan tulisan dan atau tampilan berita yang jelas dan mudah dimengerti.
Jurnalis perlu mempertimbangkan alat yang dibutuhkan untuk memperjelas cerita, seperti foto, video, infografik, atau animasi GIF.
Selain itu, setiap berita juga harus mengandung nilai-nilai etika jurnalisme yaitu terpercaya (melalui verifikasi), adil (melalui cover both sides), dan bisa membantu khalayak memahami komunitasnya. Penting bagi jurnalis untuk melakukan cara-cara yang benar menurut universal maupun aturan masyarakat sekitarnya dalam memperoleh kebenaran.