Buku

Japonisme

Seni dalam Budaya Jepang untuk Hidup Lebih Sehat, Bahagia, dan Bijaksana
By Erin Niimi Longhurst
<
>
4 dari 7

Wabi-sabi merupakan pandangan terhadap dunia, sesuatu yang berhubungan dengan keindahan alam. Konsep wabi-sabi ini merupakan salah satu yang tak mudah untuk dijabarkan dan diterjemahkan.

Arti kata wabi mengacu pada perasaan kesepian yang datang dengan hidup di alam. Paradoksal dari wabi ini ialah beauty of imperfection (keindahan dalam ketidaksempurnaan).

Sedangkan sabi, tergantung pada konteks, dapat berarti layu, kurus. Tapi seringkali kata ini digunakan untuk mengacu pada beauty of ageing (keindahan dalam penuaan).

Wabi-sabi akan membawa Anda kembali pada esensi tentang arti sebagai manusia, hubungan dengan alam dan proses yang natural, serta perjalanan yang Anda jalani. Begitu cepatnya kehidupan berjalan dan betapa pentingnya Anda menghitung berkat yang Anda terima.

Wabi-sabi tertuang dalam berbagai aspek kehidupan yang Anda jalani. Dalam hal keindahan, prinsip wabi-sabi berarti menerima proses penuaan yang alami (accepting natural ageing process).

Sedangkan, Wabi-sabi dalam konteks waktu adalah mengapresiasi tahapan kehidupan, baik pertumbuhan, tantangan, maupun kematian. Dalam konteks ini, wabi-sabi berbicara tentang mentalitas yang Anda miliki ketika hidup dalam kondisi sulit.

Wabi-sabi ini juga tersirat dalam filosofi yang ada di balik Kintsugi. The art of kintsugi merupakan warisan budaya nenek moyang di Jepang yang berarti connecting with gold.

Hal itu, berawal dari sejarah pada abad 15 dimana keramik atau tembikar yang pecah terbelah, diperbaiki dengan lebih indah menggunakan emas. Kintsugi merupakan seni memperbaiki tembikar yang rusak dengan sampang yang terbuat dari emas sehingga menjadi lebih indah.

Konsep kintsugi ini merupakan metafora yang menarik, yang tak hanya berlaku pada benda. Dalam kehidupan yang penuh tantangan, kintsugi ini dapat berarti kekurangan/cacat yang Anda rasakan dalam diri Anda, yang juga dapat Anda lihat sebagai kekuatan Anda.

Kintsugi memberikan metafora yang kuat tentang ‘Our strength are our weaknesses’. Ini berarti Anda menemukan kebahagiaan dan keindahan dalam ketidaksempurnaan, lalu mensyukurinya.

“Memelihara ‘kokoro’ (hati-pikiran dan jiwa) bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan orang lain pada Anda. Orang lain mungkin dapat berperan penting membantu Anda dalam prosesnya, tapi sesungguhnya tanggung jawab tersebut ada pada diri Anda.”

Erin Niimi Longhurst

<
>
4 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Heru Kurniawan
Menjadi Penulis Kreatif dengan Praktik Menulis Berbagai Genre Tulisan
Buku
David J. Schwartz, Ph. D.
Rahasia Meraih Kebebasan Finansial
Buku
Sylvia Loehken
Memunculkan Potensi Tersembunyi Pribadi Introver
Buku
Henry Manampiring
Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini
Buku
Brian Tracy & Dan Strutzel
Strategi Mengubah Mimpi Menjadi Takdir
Buku
Ahmad Rifa’i Rif’an
Mengubah Pribadi yang Biasa Menjadi Pribadi di atas Rata-Rata