Saat berjuang, Anda akan bertemu dengan berbagai penghalang dan hambatan. Namun, yang paling utama adalah sikap Anda untuk tetap konsisten dalam rel/jalur Anda sendiri.
Sebab, jebakan dalam proses menuju sukses itu sangatlah halus. Bahkan, bisa jadi Anda menganggap hal itu sebagai peluang dan tidak menyadarinya sebagai jebakan.
Pertama, Anda terpesona dengan keramaian trend. Dalam bidang apa pun, selalu ada trend baru. Harusnya, Anda tidak mengikuti trend tersebut. Anda sudah menetapkan goal pribadi dan tidak perlu mengikuti trend yang kadang berumur pendek.
Kedua, terlalu mengikuti omongan orang lain. Masalahnya, apa yang dikatakan orang lain tidak selamanya benar dan tidak selalu sama dengan tujuan Anda.
Apa yang mereka katakan juga tidak pernah terbukti. Sehingga Anda jangan takut untuk menolak perkataan mereka. Anda pun bisa mengukur diri, apakah perkataan mereka bermanfaat atau tidak?
Ketiga, ialah plin-plan. Bisa jadi karena Anda menginginkan hasil yang cepat (instan) sehingga sering mengubah jadwal yang sudah Anda tentukan sendiri. Perhatian Anda sangat mudah teralihkan, dan akhirnya Anda tidak bisa mencapai tujuan.
Keempat, kutu loncat. Sikap ini hampir sama dengan sikap plin-plan tadi, namun durasinya cukup lama.
Kalau Anda menghendaki pengalaman kerja misalnya, setidaknya pengalaman kerja Anda saling relevan dan terkait. Jangan sampai Anda pindah dari satu bidang ke bidang lainnya yang sama sekali tidak ada keterkaitan dengan visi dan misi hidup Anda.
Kelima, ingin menjadi seperti orang lain. Padahal Anda memiliki potensi yang berbeda dengan orang lain. Kondisi orang lain pun berbeda dengan kondisi Anda saat ini.
Maka, berhentilah kebiasaan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Anda memiliki kehidupan sendiri yang harus Anda kejar dan banyak tugas pribadi yang harus Anda selesaikan.
Lihatlah ke dalam diri sendiri, termasuk kelebihan dan kekurangan Anda. Lalu, pilihlah jalan yang memang cocok dengan diri Anda sendiri. Jangan menjadi orang lain.
Keenam, masalah uang. Setiap orang memang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi jangan sampai Anda menggadaikan idealisme Anda hanya demi uang.