Prinsip pembuktian sosial (social proof) menyatakan bahwa keputusan seseorang seringkali dipengaruhi oleh sikap dari orang-orang di sekitarnya. Perilaku ini sangat terlihat jelas pada anak-anak, namun sebenarnya juga terjadi pada orang dewasa.
Prinsip pembuktian sosial ini akan efektif bila dua kondisi berikut terpenuhi. Pertama, adanya ketidakpastian. Seseorang akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang lain apabila ia tidak yakin dengan suatu keputusan atau berada dalam kondisi yang ia tidak pahami. Ia akan melihat apa yang dilakukan oleh orang lain dan berasumsi bahwa tindakan tersebut benar.
Contohnya adalah saat Anda hendak makan siang di sebuah kota yang belum Anda kenal. Restoran mana yang akan Anda pilih? Biasanya Anda akan memilih tempat makan yang ramai pengunjungnya. Anda berasumsi bahwa jumlah pengunjung yang membludak adalah tanda masakan yang enak.
Kedua, prinsip ini akan efektif bila seseorang dapat melihat kesamaan pada orang lain. Apabila seseorang melihat kemiripan pada orang lain, kemungkinannya untuk melakukan tindakan yang sama akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila ia tidak dapat melihat adanya kesamaan pada orang lain, maka ia tidak akan meniru tindakan orang tersebut.
Agar Anda sendiri tidak terjebak pada prinsip ini, Anda harus lebih waspada saat melihat tindakan dari orang lain. Anda perlu menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh orang lain tidak seharusnya menjadi satu-satunya pertimbangan Anda dalam mengambil suatu keputusan.