Setiap bentuk kewirausahaan pastilah melibatkan perjuangan dan kerja keras. Elon Musk merupakan salah satu contoh entrepreneur yang memiliki kemampuan untuk tetap fokus dan mampu mengambil keputusan jangka panjang yang jelas. Tahun 2018, Elon Musk sebagai salah satu entrepreneur di Silicon Valley mengalami masalah finansial yang cukup berat di usianya yang ke-37 tahun.
Elon Musk menjual perusahaan pembayaran online yang didirikannya, Paypal. Dan membangun 2 ventura baru yakni Tesla dan SpaceX. Tesla merupakan perusahaan mobil elektrik dan SpaceX adalah perusahaan pendanaan roket luar angkasa. Elon Musk pernah mengalami masa dimana ia hampir kehilangan segalanya. Namun kemampuannya untuk terus berjuang dan bangkit, membuat usahanya tetap dapat berdiri tegak hingga saat ini.
Entrepreneur harus memiliki keberanian, keterampilan dalam menyikapi masalah dan tantangan. Ketika seorang entrepreneur dapat keluar dari masalah tersebut, disanalah ia menemukan dirinya (self-discovery) dan menjadi versi terbaik dari dirinya.
Dalam kewirausahaan, terdapat 2 kategori kegagalan. Kegagalan pertama yaitu mencakup kegagalan intrinsik. Anda memiliki hipotesis terhadap suatu ide dan melakukan test/ mencobanya. Tidak sedikit entrepreneur yang mengalami kegagalan saat menguji hipotesisnya. Namun bila itu mengeliminir kemungkinan-kemungkinan yang ada dan memampukan Anda untuk menemukan kemungkinan terbaik, maka Anda berhasil.
Salah satu prinsip Jepang patut diteladani yakni “wabi-sabi”, yang berarti bahwa terdapat keindahan dalam ketidaksempurnaan. Sesuatu yang tidak lengkap dan tidak permanen, tidaklah selalu buruk. Prinsip ini dapat dikembangkan dalam dunia kewirausahaan bahwa dalam memulai suatu perusahaan Anda memang membutuhkan produk, sesuatu yang sudah terbentuk dan bisa dipasarkan. Namun demikian, konsumen saat ini juga mau terlibat dalam proses pengembangan produk, dimana Anda dapat memulai bisnis Anda dengan menghadirkan prototype.
Layanan Gmail Google melakukan hal tersebut. Ia meluncurkan versi beta yang dapat diuji secara berulang oleh market potensial. Bahkan Gmail masih mempertahankan versi beta nya selama 5 tahun dari 2004 – 2009, sebelum akhirnya diluncurkan. Dengan kata lain, apa yang ditawarkan Gmail saat itu masih work-in-progress, belum sempurna dan belum lengkap. Tapi disempurnakan dengan keterlibatan konsumen yang menggunakannya.
Kategori kegagalan yang kedua adalah kegagalan yang menguji Anda secara personal. Namun hal ini akan membuat Anda semakin kuat dan tangguh apabila Anda belajar dan bangkit dari jenis kegagalan ini.
“Untuk berpikir seperti halnya entrepreneur tidak hanya seperti menggambarkan spreadsheet, berpikir seputar produk, membangun website, berinvestasi pada Google Adwords dan berharap yang terbaik. Bukan hanya tentang itu. Namun Anda harus berpikir tentang perubahan, dan seringkali perubahan yang berdampak besar. Dan untuk melakukan perubahan, Anda harus bertindak dengan tenang ringan dan tak terbeban dengan ekspektasi orang lain.”
Philip Delves Broughton