Seorang entrepreneur harus berpikir seperti halnya ahli ekonomi menegaskan perlunya complementary assets. Sebagai contoh misalnya bisnis food truck. Anda tentu membutuhkan keahlian dasar memasak, uang untuk membeli truk, izin, tempat untuk parkir dan beberapa cara dalam memasarkan produk Anda.
Complementary assets umumnya cukup sederhana untuk diakuisisi, dan Anda tidak membutuhkan jaringan food truck yang besar, ataupun karyawan yang banyak untuk mewujudkan ide Anda. Berbeda halnya dengan peluang bisnis lain yang lebih kompleks.
Jadi bila antusiasme dan self-awareness telah membawamu cukup jauh sebagai entrepreneur, momen ketika awal Anda merespon peluang yang Anda temukan adalah momen dimana Anda menjadi managerial decision-maker.
Aset penting lainnya yaitu staf/ karyawan. Milikilah staf/ karyawan yang berjiwa melayani, yang tidak hanya bekerja untuk gaji. Mereka yang punya jiwa melayani tentu punya rasa memiliki terhadap perusahaan. Mereka merasa bahwa pekerjaan mereka punya tujuan dan manfaat yang besar, tidak sekedar finansial. Mereka akan bersama-sama dengan perusahaan Anda untuk waktu yang lama karena loyalitas dan komitmennya.
Hal penting yang juga menjadi aset adalah konteks. Setiap entrepreneur yang memilih dimana dan bagaimana mereka bekerja, haruslah memikirkan konteks. Jangan menuju kemana setiap orang mengarahkan dirinya karena itu berarti persaingan akan semakin padat. Konteks disini adalah tentang menuju ke tempat dan arah dimana Anda bisa bermanfaat dan mengembangkan diri serta dapat mengambil resiko yang mungkin tak bisa dihadapi Siapapun.