Tidak dipungkiri, mendidik anak tidaklah mudah. Apalagi di era yang serba digital ini.
Ketika semuanya dalam kondisi yang serba instan, anak-anak sangat mungkin menjadi seorang yang kurang tangguh atau mempunyai daya juang yang rendah. Oleh karena itu, menjadi orangtua yang efektif di era ini merupakan suatu tantangan.
Adanya kesabaran dan kepekaan yang luar biasa diperlukan dalam mendampingi anak. Karena ketika anak dilarang, ada kemungkinan anak akan “bermain-main” di belakang orangtua.
Tetapi ketika anak diizinkan, ada kekhawatiran juga dari orangtua mengingat usia anak yang masih labil.
Sementara itu, ketika orang tua overprotective terhadap anak, anak juga sering kali merasa malu karena adanya julukan anak mama dari teman-temannya.
Dengan demikian, orang tua perlu membekali diri dengan keterampilan tertentu dalam mendampingi anak. Artinya orangtua memahami betul kapan dapat melepaskan anak, dan kapan saatnya harus mendampingi anak.
Ibarat bermain layang-layang, ada saatnya ditarik, ada saatnya diulur.
Pada dasarnya, ibu yang bekerja tetap bisa memperhatikan perhatian penuh kepada anak. Sebetulnya, hal yang dipentingkan disini adalah komitmen. Artinya bagaimana ibu bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan dan keluarga agar keduanya berjalan beriringan.
Hasil penelitian Handayani dan Munawar (2014) menunjukkan ketika ibu bekerja dan masih mau meluangkan waktu untuk merawat serta mengasuh anak, seperti bermain bersama, menemani anak membuat PR, maka tumbuh kembang anak akan lebih baik.
Meskipun demikian, ibu yang tidak bekerja sekalipun, hal yang seharusnya punya banyak waktu untuk anak, tetapi bila kurang memperhatikan anak maka tumbuh kembang anak bisa tidak optimal.
Jadi permasalahan sesungguhnya bukan semata-mata pada ibu bekerja atau tidak, melainkan bagaimana ibu mau meluangkan waktu untuk memperhatikan anak. Bagi ibu bekerja, jika dilihat dari sisi kuantitas waktu, mungkin tidak banyak yang bisa dilakukan.
Namun jika dari sisi kualitas terpenuhi, hal itu pun sangat bermakna bagi tumbuh kembang anak. Intinya ketika seorang ibu berkomitmen pada pekerjaan sekaligus keluarga, maka keberhasilan keduanya lebih mudah dicapai.