Saat seorang ibu mulai memiliki seorang bayi dalam hidupnya, sejak itulah hidupnya tak lagi sama. Tidurnya tidak bisa lagi nyenyak. Ada seorang bayi mungil yang akan membunyikan alarm untuknya setiap saat. Mulai saat itu waktu untuk diri sendiri praktis jauh berkurang.
Bayi yang baru lahir biasanya belum memiliki pola tidur yang teratur. Bisa saja bayi terlelap damaisepanjang siang dan rewel menangis tak henti sepanjang malam.Untuk menenangkannya bayi kadang harus digendong sepanjang malam, ditimang, diayun-ayun, hingga ia merasa tenang.
Kondisi seperti ini sangatlah melelahkan. Belum lagi jika ada masalah tambahan lainnya pada bayi, seperti alergi, yang akan membuat ia tidak nyaman dan menjadi super rewel.
Bisa juga masalah dengan ASI yang sulit keluar atau sang bayi yang masih mengalami kesulitan dan perlu beradaptasi dalam proses menyusui. Dalam kondisi seperti ini, dukungan penuh dari pasangan dan keluarga terdekat sangat dibutuhkan.
Menjaga hubungan dan komunikasi dengan bayi juga dapat menjadikan bayi merasa nyaman. Penulis menceritakan pengalamannya dalam membangun komunikasi dengan Kirana sejak masih bayi.
Semua suara yang keluar dari mulut Kirana dianggap sebuah upaya sang bayi untuk berkomunikasi. Karenanya ibu selalu berusaha merespon dan menanggapi semua ocehannya meskipun belum bisa dipahami. Mulai dari menyapanya ketika bangun tidur, mengajaknya bicara saat mandi, berpakaian, menyanyikan lagu dan melafalkan doa sehari-hari.
Berbicara dengan bayi bukanlah hal sulit. Seorang ibu dapat mengajak bayinya berkomunikasi kapan saja; saat mandi, mau tidur atau saat mengganti popok bayi yang basah. Tidak perlu ada waktu khusus untuk berbicara.
Komunikasi yang baik dengan bayi dapat menenangkan mereka. Bayi akan merasa diperhatikan dan lebih tenang. Situasi ini akan menjauhkan ibu dari stres akibat kelelahan mengurus bayinya. Sang ibu justru merasa bahagia dengan segala kelelahan yang ia rasakan saat bersama anaknya.
“Kini ada malaikat kecil yang membutuhkan saya. Yang menangis apabila jauh dari saya, yang mencari saya ketika dia haus dan lapar. Yang menganggap saya segalanya, semestanya. Belum pernah saya merasa begitu hebat dan dibutuhkan. Saya merasa istimewa sejak ada Kirana. Lantas, apa yang perlu saya keluhkan?”
Retno Hening
