Getting to Yes: Negotiating Agreement without Giving In (1983) menjelaskan cara untuk menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan dalam sebuah negosiasi. Di dalam buku ini Anda akan mendapatkan pemahaman mengenai strategi negosiasi yang empatik dan efektif. Ingin menang tanpa harus menjatuhkan? Silahkan baca pimtarnya berikut ini.
Siapa penulis buku ini?
Roger Fisher adalah Williston Professor di Harvard Lae School dan Direktur dari Harvard Negotiation Project. Ia telah menulis beberapa buku mengenai negosiasi, diantaranya: Beyond Machiavelli (1994); Getting Together: Building Relationship as We Negotiate (1988); Improving Compliance with International Law (1981); International Mediation: A Working Guide (1978); International Crises and the Role of Law: Points of Choice (1978).
William Ury adalah co-founder dari Harvard’s Program on Negotiation, di mana ia bertanggung jawab terhadap Negotiation Network. Ia telah menulis beberapa buku, di antaranya: Getting Past No: Negotiating with Difficult People (1991); Windows of Opportunity: From Cold War to Peaceful Competition in U.S. – Soviet Relations (1989); Getting Disputes Resolved: Designing Systems to Cut the Costs of Conflict (1988).
Untuk siapa buku ini?
Empat strategi untuk melakukan “Negosiasi yang Berprinsip”
Sebagai makhluk sosial, Anda tentunya pernah menghadapi konflik, entah dengan karyawan, keluarga, mitra bisnis atau pelanggan Anda. Dan negosiasi adalah cara untuk membuat kesepakatan yang dapat menyelesaikan konflik-konflik tersebut.
Umumnya orang yang bernegosiasi akan memilih antara dua metode, yaitu “gaya negosiasi lunak” atau “gaya negosiasi keras”. “Gaya lunak” adalah saat Anda memprioritaskan terjaganya hubungan baik. Saat bernegosiasi dengan keluarga atau teman, seringkali metode ini dipakai.
Di lain sisi, “gaya keras” sangat mementingkan hasil. Apabila salah satu pihak mengambil posisi lunak sedangkan pihak lain mengambil posisi keras, kesepakatan yang terjadi tentunya hanya akan menguntungkan satu pihak saja, yaitu pihak yang melakukan gaya keras.
Saat bernegosiasi, orang memang cenderung terlalu fokus pada cara yang akan digunakan, serta posisi seperti apa yang akan diambil. Padahal ada hal lain yang lebih penting, yaitu inti dari permasalahan yang dinegosiasikan.
Apabila Anda dapat fokus pada inti permasalahan, Anda tidak perlu memilih antara “gaya lunak” atau “gaya keras”, Anda akan fokus untuk menyelesaikan permasalahan dan membuat kesepakatan yang saling menguntungkan. Inilah yang disebut dengan Negosiasi Berprinsip.
Terdapat empat poin utama yang akan dibahas dalam rangkuman ini Agar Anda bisa melakukan sebuah Negosiasi Berprinsip, yaitu: