Setiap manusia tentunya menginginkan kebahagiaan, suka cita dan berbagai kemudahan dalam menjalankan kehidupan. Tentu kenyataannya tidak selalu seperti yang Anda harapkan.
Surah Yusuf yang seluruhnya berisi tentang kisah Nabi Yusuf a.s. mengajari Anda bagaimana cara mengatasi kesulitan hidup.
Pada awal surah dikisahkan bahwa Yusuf a.s. mendatangi ayahnya dan menceritakan tentang mimpinya. Ayahnya adalah Nabi Ya’qub a.s, yang kemudian mengatakan kepada putranya untuk tidak menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya karena khawatir mereka akan iri padanya.
Hal tersebut mengajarkan kepada kita bagaimana sifat Nabi Ya’qub a.s yang mengakhawatirkan anak-anaknya. Nabi Ya’qub sadar bahwa mimpi itu bukan mimpi biasa. Yusuf a.s adalah laki-laki cerdas. Dia memahami bahwa anaknya akan menjadi nabi.
Meskipun Yusuf a.s tidak menceritakan mimpinya tersebut kepada saudara-saudaranya, namun saudara-saudaranya tetap merencanakan untuk mengenyahkannya.
Dia pun dibuang ke sebuah sumur oleh saudara-saudaranya, kemudian dibawa pergi dan dijual oleh kafilah yang melewati sumur tersebut. Dalam perjalanan selanjutnya, Yusuf a.s. harus berurusan dengan perempuan yang membuatnya di penjara. Ketika dia dikeluarkan dari penjara, bencana kelaparan sedang melanda.
Nabi Yusuf a.s. tidak melupakan perkataan ayahnya ketika dia menceritakan mimpinya pada masa kecilnya. Ayahnya mengatakan bahwa sesuatu yang betul-betul luar biasa akan terjadi pada dirinya, dan Allah Swt. Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.
Ketika dia menoleh kepada masa lalunya, dia berkata, “Ah tidak, Allah Mahatahu apa yang sedang terjadi pada diriku selama ini, dan semua ini adalah kebijaksanaan-Nya.”
Allah Swt. menceritakan kisah dalam Surah Yusuf kepada Rasulullah Saw., saat beliau berada dalam ‘amul huzn (tahun duka cita), yakni pada saat istri tercintanya dan paman yang selalu mendukung perjuangannya meninggal dunia.
Jika Rasulullah saja dihibur melalui surah Yusuf, Anda pasti juga bisa mengambil pelajaran darinya.