Allah Swt. Berfirman; Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia”. (Surah An-Nahl [16]: 68)
Allah Swt. memberikan wahyu kepada lebah, bukan kepada sapi, unta atau burung, meskipun semua binatang tersebut Allah Swt. sebutkan dalam Al-Quran. Coba Anda renungkan hal itu sejenak.
Anda akan menemukan lebah madu bekerja di pepohonan dan pegunungan. Namun Allah Swt. berfirman; “...dan di tempat-tempat yang dibuat manusia”, hal ini menunjukkan bahwa manusia juga dapat menernakkannya.
Anda tidak hanya mendapatkan keuntungan dari menikmati madunya saja, melainkan juga mendapatkan berbagai hasil tambahan dari bisnis yang terkait dengannya.
Daearh California memiliki peternakan lebah tertua dan terbesar di dunia. Konon, mereka mencukupi sebagian besar kebutuhan madu di dunia.
Beberapa keteladanan bisa Anda dapatkan dari lebah. Misalnya, lebah hanya memakan makanan yang baik dan murni. Ketika lebah hinggap di bunga, ia bisa mengambil madunya tanpa menyebabkan kerusakan, bahkan membantu penyerbukan.
Hal tersebut mengajarkan pada kita bahwa rezeki yang dikejar—baik berupa pekerjaan, usaha, uang, makanan dan sebagainya—seyogyanya dilakukan dengan cara yang baik dan tanpa menimbulkan kerusakan.
Selain itu Anda juga dapat menemukan keteladanan lainnya dari seekor lebah saat mendatangi bunga. Ternyata mereka memberikan pollen (serbuk bunga) kepada bunga itu lebih banyak daripada madu yang mereka ambil.
Perilaku tersebut menunjukkan adanya hubungan yang harmonis antara lebah dan bunga, yakni saling memberi dan menerima di antara keduanya. Namun lebah memberikan lebih banyak daripada yang diambilnya sehingga membuat penerimanya menjadi lebih baik.