Chairil hanya memiliki seorang putri tunggal bernama Evawani Alissa, hasil pernikahannya dengan perempuan bernama Hapsah Iraredjo. Kondisi Chairil yang luntang-lantung tanpa pekerjaan merupakan faktor utama kandasnya pernikahan mereka.
Sang anak justru baru mengetahui sosok Chairil ketika berusia delapan tahun. Meski merupakan anak Chairil Anwar, Evawani tidak mewarisi keahliannya sebagai penyair.
Ketika Chairil meninggal, warisan yang diberikan kepada Hapsah antara lain satu map berisi bundelan sajak dalam tulisan tangan. Sajak-sajak tersebut belakangan diterbitkan dengan judul “Deru Tjampur Debu” serta “Kerikil Tadjam dan Jang Terampas dan Jang Putus.”
Sementara itu, beberapa karya juang dititipkan Chairil pada H.B. Jassin.
Kertas-kertas yang terdiri dari tiga jilid tersebut tak semuanya berupa puisi. Ada yang puisi belum selesai, kertas kosong dan kalimat yang sukar terbaca. Puisi yang ada merupakan karya yang belum pernah dipublikasikan.
Kenangan tentang sosok Chairil Anwar bukan hanya dalam bentuk puisi. Anda juga foto dan patung dirinya.
Foto Chairil yang paling populer adalah pose sambil merokok. Tak banyak yang tahu bahwa foto tersebut diambil oleh seorang pegawai Balai Pustaka yang juga seorang seniman; Baharudin Marasutan.
Mungkin tak banyak yang memperhatikan, terdapat juga patung Chairil Anwar di Taman Monas Utara dan di sekolah Taman Siswa Jakarta. Di halaman Rumah Budaya milik Fadli Zon di Bukittinggi, Sumatera Barat, juga terdapat patung Chairil karya Bambang Winaryo.
Sementara di makamnya di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, terdapat ‘monumen’ setinggi 120 sentimeter. Bentuknya seperti pena yang terbuat dari marmer putih.
Di sana terdapat ukiran penggalan bait sajak: “Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang.” Di bawahnya tertera Chairil Anwar, Pelopor Angkatan 45.
Meski telah tiada, karyanya diakui sebagai ikon dalam dunia sajak. Setiap penyair muda pasti mengagumi karyanya dan para penyair senior ingin disejajarkan dengan namanya.
"Baik, baik aku akan menghadap Dia. Menyerahkan diri dan segala dosa".
Chairil Anwar