Kota-kota di Indonesia memang belum memanfaatkan city branding secara utuh. Beberapa kota telah memanfaatkannya sebatas slogan atau logo daerah. Diharapkan penerapan city branding dapat disesuaikan dengan perkembangan daerah di Indonesia. Salah satunya dari aspek pemimpin. Pentingnya pemimpin terkait dengan kolaborasi dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan semua pemangku kepentingan.
Selain itu, kota/ kabupaten/ provinsi harus merumuskan kompetensi terbaiknya. Kemampuan terbaik tersebut akan menjadi fungsi utama kota dan mendorong terjadinya spesialisasi. Fungsi dan spesialisasi memberikan keunggulan komparatif, kompetitif dan kolaboratif bagi kota/ kabupaten/ provinsi.
Aspek berikutnya yang dibutuhkan dalam penerapancity branding yaitu diferensiasi. Aspek ini didapatkan dari identitas tempat. Secara mendasar, suatu tempat pasti berbeda dengan tempat lainnya karena faktor geografis, topografis, demografi, dan sejarah. Keunikan suatu tempat karena perbedaan tersebut menjadi keunggulan komparatif.
Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat krusial. Dalam organisasi pelaksana branding daerah tersebut, SDM haruslah merepresentasikan budaya kerja baru yang hendak diusung organisasi. Sebab pegawai-pegawai tersebut yang akan berkolaborasi dengan warga dan komunitas dunia usaha.
“Lima prinsip menjamin efisiensi branding tempat untuk tujuan membangun brand destinasi yaitu kepemimpinan yang kuat dan visioner, budaya organisasi yang berorientasi pada brand, koordinasi departemen dan proses penyelarasan, komunikasi yang konsisten antara berbagai pemangku kepentingan, kemitraan yang kuat dan kompatibel.”
Hankinson