Membangun brand sebuah kota berarti membangun identitas kota tersebut. Identitas, citra dan komunikasi merupakan tiga komponen penting dalam brand kota. Sebuah kota memiliki aspek yang tidak dimiliki oleh produk maupun perusahaan. Aspek tersebut adalah aspek spasial. Aspek inilah yang seharusnya menjadi salah satu bagian yang terintegrasi dengan brand kota dan menjadi bagian dari komunikasi kota.
Upaya branding kota merupakan terobosan agar kota tidak lagi mengikuti tahapan-tahapan yang kaku dalam memfasilitasi perubahan yang terjadi akibat persaingan antar kota. Branding kota membantu kota menemukan esensi dari kota, mengandalkan apa yang sudah dimiliki, dan mengejar ketertinggalan dengan modal yang sebenarnya selalu ada dan menjadi kekuatan kota.
Sebuah kota membutuhkan citra karena dua alasan, yaitu kota sebagai entitas politik dan ekonomi. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kota harus mampu membuat pelaku bisnis dan investor masuk dan tertarik untuk berusaha, dan menanamkan modalnya. Kota juga harus mampu menarik hati turis untuk datang berkunjung dan membelanjakannya.
Sebagai entitas politik, kota wajib melakukan diplomasi publik selain juga mendukung promosi produk yang dihasilkannya. Citra positif yang dimiliki suatu kota menjadi semacam jaminan bagi pelaku bisnis dan investor akan kepastian dan pengembangan investasi yang dilakukannya.
Branding kota dan branding perusahaan/ korporat dianggap serupa. Namun keduanya tidak sama dengan branding produk. Kesamaan antara brand tempat dan perusahaan diperkuat dengan pemahaman bahwa brand kota dapat diparalelkan dengan brand perusahaan, dalam kaitannya dengan pembangunan hubungan, komunikasi, kepribadian dan identitas dengan dukungan strategi, kreativitas serta sumber daya.