Ada tiga keadaan yang membuat seseorang menjadi single parent, yaitu pasangan meninggal, hubungan jarak jauh, dan perceraian.
Dalam situasi tersebut, orangtua tunggal memiliki tugas ganda sebagai ayah dan Ibu sekaligus. Tidak bisa dipungkiri, bahwa tanggung jawabnya pun berubah menjadi lebih berat.
Kekhawatiran mungkin juga terjadi akan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan anak, baik kasih sayang maupun keuangan. Anda dituntut untuk mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik antara bekerja, mengurus anak, dan memenuhi kebutuhan pribadi.
Orangtua tunggal bisa tetap hidup bahagia dengan memfokuskan perhatian pada anak-anak, yang otomatis menjadi pusat kehidupan setelah tidak ada sosok pasangan. Anak-anak biasanya akan merasakan apapun yang terjadi pada orangtuanya.
Oleh karena itu, cobalah menikmati hidup agar Anda dan anak bisa merasakan kebahagiaan.
Menjadi single mom akan sedikit lebih berat daripada single dad. Penilaian negatif dari orang luar terkadang tidak bisa kita hindari. Kunci menjadi single mom yang bahagia adalah pada kemampuan pengaturan yang baik serta pengambilan keputusan yang matang.
Langkah pertama yang harus disiapkan adalah belajar mengendalikan trauma. Selanjutnya adalah kemandirian, terlebih soal keuangan.
Berbeda dengan single mom yang lebih banyak menerima tekanan dari lingkungan, single Dad justru mendapat dukungan lebih banyak orang dalam pengasuhan anak dan pergi bekerja.
Kunci sukses single dad adalah sikap keterbukaan menerima bantuan dari orang lain. Ia sebaiknya mencari lebih banyak informasi mengenai pengasuhan anak dan menjalin keakraban dengan anak agar perannya tetap berpengaruh.
Terkadang anak memang membutuhkan sosok yang hilang, entah ayah atau ibu. Bantulah mereka dengan mencarikan figur pengganti ayah/ibu yang mempunyai kedekatan secara emosional yang baik. Seperti kakek/nenek atau bahkan paman/bibi. Sehingga anak bisa mengidentifikasi sosok yang hilang selama ini.