Secara teoritis, Adler menegaskan bahwa semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal. Ini dikarenakan manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan saling berinteraksi satu sama lain dengan segala macam perbedaannya.
Banyak orang yang merasa tidak memilki kelebihan sedikitpun, bahwa yang ada pada dirinya hanya kekurangan.
Dia merasa harga dirinya sangat rendah, tidak memiliki kepercayaan diri, dan selalu pesimistis terhadap segala hal. Serta selalu merasa mengkhawatirkan pandangan orang lain.
Karena hanya fokus memperhatikan kekurangan, dia tidak dapat melihat poin-poin yang menjadi kelebihannya.
Hal ini bisa memuncukan perasaan inferior. Yakni merasa tidak sebaik orang lain, selalu memandang dirinya dengan ukuran orang lain, merasa lebih rendah dan muncul rasa minder yang berlebihan.
Kalau perasaan inferior ini terlalu kuat, maka orang tersebut akan memandang negatif dirinya sendiri.
Menurut teori psikologi Adler, justru perasaan inferior ini bisa menjadi pemicu untuk bekerja keras. Bisa menjadi cambuk dan motivasi bagi diri kita untuk mencapai kualitas diri yang semakin baik.
Perasaan inferior yang sehat timbul dari membandingkan diri sendiri dengan keadaan diri yang ideal. Bukan dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Upaya seseorang untuk menjadi makhluk yang lebih unggul adalah hasrat yang universal. Ini yang dinamakan perasaan superioritas, yaitu kecenderungan untuk menjadi unggul dari yang lain dan mendaki lebih tinggi.
Semua manusia pada dasarnya mengejar superioritas. Namun perasan superior ini tidak dibenarkan jika dalam perjalanannya mencapai puncak harus menendang orang lain hingga jatuh.
Orang-orang yang memiliki perasaan superior menganggap hidup ini adalah kompetisi untuk meraih menang kalah. Orang lain dipandang sebagai rival. Padahal sejatinya kehidupan tidak berkaitan dengan menang atau kalah.
Kalau seseorang memiliki pola pikir tidak mau kalah, ia tidak akan mampu mengakui kesalahannya, tidak mampu menyampaikan permintaan maaf, dan akibatnya ia memilih jalan yang salah.
Untuk itulah dibutuhkan kemampuan interpersonal agar setiap orang mampu menjalin hubungan antarpribadi. Individu yang gagal dalam mengembangkan keterampilan interpersonalnya akan mengalami hambatan dalam berbagai aspek kehidupannya, terutama aspek sosialnya.