Buku

AYAH

Kisah Buya Hamka
By Irfan Hamka
<
>
4 dari 7

Kepribadian seorang Hamka juga tercermin dalam diri dan akhlak Ummi sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Ummi begitu ringan tangan membantu orang lain. Tak jarang, Ummi mengajak pedagang yang lewat depan rumahnya untuk makan atau berbuka puasa bersama.

Ummi juga senang menyambung silaturahmi kepada kerabat. Setiap berkunjung, ummi selalu menyisihkan uang belanja untuk kerabat yang didatangi. Bagi Ummi, tak berlaku aturan yang muda harus mendatangi yang tua. Ummi menjalani kebiasaan silaturahminya ini dengan tulus dan ikhlas.

Hamka menempatkan istrinya bukan hanya sebagai ibu dari kesepuluh anaknya, tetapi juga teman berunding dan berdiskusi yang tepat.

Hamka pernah ditawari untuk menjadi duta besar Arab Saudi. Bahkan hendak diangkat menjadi Jenderal Tituler oleh pemerintah. Mengingat jasanya yang begitu besar dalam menghimpun rakyat Sumatera Barat dan Riau untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Setelah berunding dengan Ummi, beliau tetap dalam pendapatnya agar Hamka istiqomah menjadi Ulama dan menyebarkan syiar Islam di Masjid Agung Al-Azhar. Bagi Ummi, menjadi ulama lebih terhormat di hadapan Allah dibandingkan jabatan duniawi. Dari sini terlihat kepribadian Ummi yang sederhana. Tidak ambisius dengan popularitas ataupun jabatan.

Sewaktu Hamka ditahan oleh rezim Soekarno, Ummi tetap tabah menjalani hidup bersama anak-anak. Perhiasan dan kain batik milik Ummi dijual hingga tak tersisa. Untuk makan sehari-hari, Ummi mengandalkan honor menulis suaminya yang belum dibayarkan oleh penerbit.

Lebih dari 40 tahun mendampingi Hamka sebagai istri, Ummi menghembuskan nafas terakhir. Bila ingatan Hamka kepada istrinya begitu kuat, ia akan segera mengambil air wudhu. Mendirikan sholat taubat dua rakaat.

Tujuannya itu tidak lain untuk mengalihkan dan memusatkan pikiran dan kecintaannya semata-mata kepada Allah. Hamka khawatir jika kecintaannya kepada istrinya melebihi kecintaannya kepada Allah.

Setelah sholat taubat, Hamka melanjutkannya dengan membaca Al-Qur’an selama 2-3 jam sampai ia mengantuk. Dalam sehari Hamka bisa menghabiskan 5-6 jam hanya untuk membaca Al-Qur’an.

Setiap bulan Ramadhan, Hamka biasa mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak lima kali. Namun setelah Ummi wafat, Hamka  mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 6-7 kali dalam sebulan.

“Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah. Itulah kenapa Ayah sholat taubat terlebih dahulu.“

Hamka

<
>
4 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Darmawan Aji
Hidup Bahagia dan Sejahtera dengan Terencana
Buku
Nick Vujicic
Tanpa Lengan dan Tungkai Aku Bisa Menaklukkan Dunia
Buku
Napoleon Hill
Panduan Klasik untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan
Buku
DR.H.Agus Sukaca, M.Kes
Membiasakan Amalan Hebat untuk Kesuksesan dan Kegemilangan
Video
Latif Nasser
Fakta Mengejutkan tentang Asal Usul Unta
Buku
Mark Manson
Sebuah Buku tentang Harapan