Buku

Adversity Quotient

Agar Anak Tak Gampang Menyerah
By Miarti Yoga
<
>
2 dari 7

Adversity Quotient (AQ) merupakan teori yang merumuskan tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Hal ini muncul dari berbagai riset psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi tentang gambaran lengkap bagaimana cara manusia menghadapi kesulitan.

Perannya merupakan gabungan antara IQ dan EQ, dimana AQ merupakan faktor kesuksesan dengan komponennya berupa ketekunan dan daya juang. Sedangkan IQ berperan dalam memudahkan seseorang berpikir logis matematis dan EQ menjadi bekal sesorang untuk lebih bijaksana dan terkendali.

Sikap-sikap yang dapat membangun AQ adalah; Ketangguhan, keyakinan, kekuatan, kepercayaan diri, berbesar hati, daya tahan, daya juang, tak pernah bosan untuk mencoba, berani memulai, kreatif, optimisme, ketekunan, keuletan, vitalitas, orientasi masa depan, kaya akan berbagai kemungkinan.

Adapun kontribusi Adversity Quotient (AQ) terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, diantaranya:

  • AQ mampu mengembalikan semangat para juara dari setiap kekalahan dan kemunduran.
  • AQ membantu manusia memperkuat ketekunan dan teguh dalam memegang prinsip-prinsip dan impian
  • AQ mampu membekali seseorang untuk tetap berdaya tanpa harus berpangku tangan kepada orang lain
  • AQ membekali pemimpin untuk bijak dan bertanggung jawab, mampu menghadapai berbagai resiko, tidak bermental pengecut, dan mendahulukan kepentingan lembaga yang ia pimpin
  • AQ mampu membangkitkan keterpurukan seseorang dari sebuah musibah, kegagalan, atau kecelakaan menjadi sebuah motivasi besar untuk memperbaiki kehidupan
  • AQ melesatkan kompetensi dan keyakinan seseorang untuk mewujudkan impian besar
  • AQ mampu meyakinkan seseorang untuk tidak terjebak pada sesuatu yang bersifat konvensional sehingga yang dilakukannya dapat berbeda dengan apa yang dilakukan orang lain pada umumnya.

Jika dianalogikan, Adversity Quotient layaknya pendakian. Pendakian dianggap sebagai sebuah proses. Dalam konteks ini, pendakian berarti mendaki gunung kehidupan dengan segala hambatan dan rintangan.

Dalam analoginya, Stoltz menggambarkan kemampuan AQ dengan pengelompokkan tiga jenis kepribadian manusia yang dapat dinilai apakah seseorang tersebut memiliki AQ tinggi, biasa saja, sangat rendah atau bahkan tidak memiliki sama sekali. Pengelompokkan AQ tersebut adalah sebagai berikut :

  • Quitters (berhenti) adalah orang yang berhenti melakukan pendakian jauh sebelum sampai ke puncak atau bahkan menolak pendakian/ berdiam diri.
  • Campers (berkemah) adalah orang yang menghentikan perjalanan dengan alasan ketidakmampuan atau merasa sudah cukup.
  • Climbers (Pendaki) adalah orang yang terus bertahan melakukan pendakian sampai tiba di puncak.
<
>
2 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
John Williams
Luncurkan Ide Bisnis dan Karya Anda dalam 30 Hari
Buku
Gretchen Rubin
Panduan Memulai Projek Kebahagiaan Anda
Buku
Dale Carnegie
Cara Menangani Stres dan Kecemasan dalam Kehidupan Sehari-hari
Buku
Maman Suherman
Motivasi diri dari Kang Maman
Video
Arianna Huffington
Pengaruh tidur terhadap kesuksesan
Buku
Jeff Lazarus
Menjadi Pendengar yang Baik Layaknya Seekor Anjing