Hidup penuh dengan ketidakpastian dan untuk menghadapi ketidakpastian dibutuhkan kemampuan otak kanan.
Sementara itu, pendidikan konvensional mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi hanya fokus meningkatkan kemampuan otak kiri dan akhirnya melahirkan generasi yang cenderung takut menghadapi, resisten terhadap perubahan dan hanya menginginkan kepastian.
Otak kanan merupakan sumber kreativitas, intuisi dan juga imajinasi. Orang-orang yang penguasaan otak kanannya lebih dominan dibanding otak kirinya ternyata juga dominan dalam kehidupan meskipun mereka adalah minoritas.
Kebanyakan dari golongan kanan ini memiliki pengaruh dalam peradaban. Mereka menjadi pemimpin,penemudan juga pengusaha.
Penelitian membuktikan bahwa kesuksesan seseorang lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dibanding kecerdasan intelektual (IQ), dengan rasio 80% berbanding 20%. Kecerdasan emosional itu berkaitan dengan otak kanan sedangkan kecerdasan intelektual berkaitan dengan otak kiri.
Oleh Karena itu, untuk memperoleh kesuksesan kita perlu melatih dan mengasah otak kanan.
Mulailah tinggalkan “cara kiri” dan beralihlah ke “cara kanan”. Cara–cara kiri terbukti susah, ribet dan tidak menjamin kesuksesan. Bertindak dengan cara kiri membuat seseorang terpaku kepada hal yang itu-itu saja, tidak kreatif dan cenderung ikut-ikutan.
Memulai usaha cara kiri membuat seseorang terlalu banyak perhitungan sehingga usahanya tidak kunjung dibuka. Sementara memulai usaha dengan cara kanan cukup dengan bersedekah, memasarkan produk dan memulai usaha. Begitu juga dengan hal-hal lainnya.