Apa pun jenis copywriting, jangan lupakan prinsip persuasi di dalamnya. Sebab, kemampuan Anda membuat tulisan persuasi inilah yang menarik perhatian pembaca dan akhirnya membeli produk Anda. Cara persuasi dalam copywriting ini dipopulerkan oleh Robert B. Cialdin:
Pertama, reciprocity, yakni adanya timbal balik dalam menuliskan iklan Anda. Misalnya, dengan sharing-sharing pengalaman, selling-selling kemudian, atau memberikan ilmu secara gratis untuk menarik mereka (edukasi), dengan harapan mereka tertarik dan mau membeli setelahnya.
Kedua, commitment and consistency, yakni jangan sampai tulisan Anda nantinya tidak terbukti. Misalnya, Anda menyebarkan copywriting yang isinya pre-launching produk, maka pada tanggal yang sudah ditentukan, produk tersebut harus di-launching.
Ketiga, social proof, yakni mirip dengan testimoni hanya saja lebih halus. Anda menuliskan apa saja komentar positif dari konsumen yang telah menggunakan produk Anda, sehingga pembaca merasa lebih yakin. Terutama bagi pembaca yang menemukan permasalahan yang sama dengan konsumen sebelumnya dan mendapat solusi dari hadirnya produk Anda.
Keempat, liking atau rasa suka, yakni tulisan yang Anda buat sudah seharusnya menumbuhkan rasa simpati dari pembaca. Gunakan susunan kata dan kalimat yang halus dan menyentuh. Jangan sampai terkesan memaksa dan menjelekkan pihak/produk lain.
Kelima, authority atau otoritas, yakni menampilkan figur/seseorang yang dapat dipercaya di dalam tulisan copywriting Anda. Misalnya, Anda berjualan obat cepat hamil, otomatis Anda butuh dukungan dari seorang bidan atau dokter kandungan.
Keenam, scarcity atau kelangkaan. Buatlah promosi dengan menyertakan kata-kata limitededition, rare product, atau early bird. Caranya, buatlah produk dengan jumlah yang terbatas terlebih dahulu. Sehingga, produk tersebut memang tidak ditemukan di pasaran.