Ada sebuah perumpamaan, “Penjual itu kakinya dua, sedangkan pembeli itu kakinya empat.” Lalu, apa jadinya ketika penjual mengejar-ngejar pembeli? Pastilah capek sendiri.
Tetapi, bagaimana jika pembeli yang justru mengejar penjual? Pasti jualan Anda laris. Inilah yang seharusnya Anda lakukan di dalam berbisnis.
Selama ini, ada dua skenario dalam mengembangkan usaha. Pertama, bisnis Anda laku terlebih dahulu, kemudian Anda membuka cabang di mana-mana. Kedua, Anda langsung membuka cabang di mana-mana, seakan-akan bisnis Anda laris dan berkembang, padahal tidak sama sekali!
Nah, skenario pertama sering ditulis di buku-buku bisnis dan sering dijalani oleh pelaku bisnis. Bagaimana yang skenario kedua? Anehnya, meskipun jarang dibahas di buku-buku bisnis, nyatanya sering diterapkan oleh para pelaku bisnis.
Katakanlah bisnis restoran. Semestinya, hidangan yang lezat yang membuat orang-orang berkunjung dan mobil-mobil berjejer. Namun, tidak ada salahnya jika skenarionya Anda balik. Misalnya, usahakanlah restoran Anda tampak penuh dengan orang-orang yang mengantre, hingga masyarakat berasumsi, “Wah, laris sekali, pastinya makanannya enak.”
Pada kasus lain, Microsoft sebetulnya tertolong oleh para pembajak karena mereka menyebarkan, menyimpan dan menggunakan Microsoft di dalam jutaan komputer. Pada akhirnya, kondisi tersebut menyukarkan Apple dan Linux untuk menyelinap.
Itulah yang dimaksud dengan metode “jungkir balik”. Sebenarnya, strateginya A dulu, baru B. Sekarang Anda balik saja: B dulu, baru A. Intinya, tidak harus sequential. Sangat identik dengan cara kerja otak kanan yang tidak meniscayakan segala sesuatunya serba urut, beraturan, dan linear.
Nah, mana dulu yang benar: kualitas dulu, baru mahal. Atau, mahal dulu, baru kualitas? Ketahuilah, kedua-duanya mungkin saja berlaku. Vice versa. Tengoklah yang kedua, bisa jadi harga ditetapkan mahal lebih dahulu, sehingga produk dipandang berkualitas. Contoh lain, bukankah merek yang ngetop selalu berhasil mendongkrak omzet?
Namun, metode tersebut jangan ditelan mentah-mentah. Anda perlu mempertimbangkan variabel lainnya sesuai kondisi bisnis Anda. Meskipun memang pada kondisi tertentu, metode “jungkir balik” sangatlah efektif. Maka, hanya jam terbang dan feeling seorang pelaku bisnislah yang sanggup menentukannya.