Sadar tidak memperoleh hasil apapun dari usaha yang mereka lakukan, Haw mulai berpikir bahwa mereka harus berubah dan mulai mencari sumber keju yang baru seperti Sniff dan Scurry.
Sedangkan Hem tetap bersikeras untuk bertahan karena takut dengan bahaya yang akan dihadapi jika kembali ke labirin. Selain itu, ia masih memiliki keyakinan bahwa kejunya akan dikembalikan ke tempat semula.
Namun, batas kesabaran Haw sudah sampai pada titik puncaknya. Bahkan, ia mulai menertawakan dirinya sendiri karena melakukan hal yang sia-sia setiap harinya.
Ia mulai menyadari bahwa kondisi memang sudah berubah dan ia pun harus segera berubah meskipun rasa takut masih membayanginya.
Ham mulai berimajinasi tentang bermacam jenis keju baru yang akan ia temukan di dalam labirin sehingga hal itu cukup menyemangatinya untuk segera memulai perjalanan baru. Ham pun memantapkan dirinya untuk mulai menelusuri lorong-lorong labirin.
Seiring berjalannya waktu, ketakutannya pun mulai berkurang. Hal-hal yang ditakutinya selama ini ternyata tidak pernah terjadi.
Di saat yang sama, ia juga mempelajari hal-hal yang baru dari setiap momen yang ia lalui.
Haw merasakan bahwa kondisinya saat ini jauh lebih baik dan lebih bahagia dibandingkan dengan kondisi sebelumnya meskipun saat ini ia belum menemukan sumber keju baru yang ia cari.
Ia mulai menghilangkan ketakutan-ketakutan yang ada dalam pikirkannya dan menggantinya dengan hal-hal positif yang akan ia temukan nantinya. Sikap positif ini membuat langkahnya semakin ringan dan semakin bersemangat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ditemuinya.
Di dalam perjalanan, Haw menemukan keju-keju yang tidak terlalu banyak namun cukup untuk mengatasi lapar yang ia rasakan.
Ia pun ingat kepada Hem dan memutuskan untuk membagikan keju yang ia peroleh kepada sahabatnya tersebut sekaligus mengajaknya untuk ikut mencari keju yang baru.
Sayangnya, Hem tidak mau menerima keju yang ia berikan karena dianggap memiliki rasa yang berbeda dengan keju sebelumnya. Hem juga menolak ajakannya untuk kembali ke labirin.