Hampir sama dengan tipe sang pembuat perubahan, sang aktivis juga memiliki keinginan yang besar untuk mengubah dunia.
Jika sang pembuat perubahan hanya berambisi untuk mengubah seni itu sendiri, sang aktivis melakukan hal yang lebih besar yaitu mengubah dunia melalui seni.
Bagi sang aktivis, dunia terlihat tidak ideal dengan banyaknya permasalahan dan ketidakadilan yang terjadi setiap harinya. Ia pun merasa memiliki tanggung jawab sosial untuk mengubah dunia ke arah yang lebih baik melalui kemampuan kreatif yang dimilikinya.
Dalam karya-karyanya, sang aktivis selalu menyusupkan pesan-pesan politik secara halus.
Apa yang dilakukan sang aktivis ini tentu mendapatkan perlawanan dari pihak penguasa yang akan berusaha membungkam kekritisan mereka. Namun, sang aktivis sudah siap dengan berbagai risiko yang akan dihadapinya.
Walaupun demikian, ada pula tipe aktivis yang masih ragu dengan penyatuan seni dan politik.
Mereka beranggapan bahwa seni dan politik harus dijalankan secara terpisah. Pesan politik yang dimasukkan ke dalam seni membuat seni tidak murni lagi karena ada intervensi.
Selain itu, ada juga tipe aktivis yang bersikap idealis-realistis.
Sang aktivis tipe ini meyakini bahwa seni memang dapat mengubah dunia namun hanya dalam batas-batas tertentu. Ketika mereka mengetahui seni tidak terlalu dapat diandalkan, mereka pun akan menggunakan strategi pemasaran lain untuk menyampaikan pesan politik mereka.
Selanjutnya, ada juga aktivis yang berasal dari tipe sang primadona. Ketika sudah memperoleh kesuksesan, sang primadona pun mulai memperhatikan dunia luar dan mencoba membuat perubahan melalui bakat seninya.
Tantangan terbesar bagi sang aktivis adalah perlawanan dari pihak yang merasa diserang baik berupa kekerasan, pengancaman, pengasingan bahkan pembunuhan.
Namun, kepuasan jiwa dan gelar pahlawan cukup menjadi balasan setimpal atas pengorbanan
“ Penyair adalah legislator dunia yang tidak diakui“
Percy Bysshe Shelley