Untuk mewujudkan sebuah negara yang berdaya, pemerintah harus memastikan bahwa masyarakatnya kuat dari dua aspek penting kehidupan, yaitu kesehatan dan pendidikan. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan memiliki kemampuan pengelolaan finansial yang baik.
Masyarakat golongan menengah Indonesia merupakan golongan masyarakat yang memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan besar ini. Masyarakat golongan menengah adalah masyarakat usia produktif yang memperoleh pendidikan yang cukup baik, memiliki pekerjaan dan cukup secara penghasilan.
Masyarakat kelas menengah ini menentukan masa depan sebuah negara. Mereka merupakan golongan masyarakat yang mandiri, aktif menggerakkan roda perekonomian, membayar pajak, mendorong konsumsi dan investasi serta ikut membiayai anggaran negara.
Oleh karena itu, mereka harus menjadi golongan mayoritas agar mampu memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan sebuah negara.
Sayangnya, kebanyakan masyarakat kelas menengah ini tidak sadar dan juga tidak paham bagaimana cara mengelola keuangan mereka dengan baik. Dampaknya, mereka harus tetap bekerja seumur hidup dan tidak memiliki masa depan keuangan yang baik, bahkan berpotensi hidup miskin di masa tua.
Masyarakat kelas menengah ini perlu dikuatkan dengan memberikan edukasi tentang cara mengelola dan merencanakan keuangan masa depan mereka mulai dari sekarang. Mereka harus memiliki riwayat utang yang sehat, memilki dana darurat dan mampu berinvestasi secara produktif.Masyarakat kelas menengah harus mampu mengatur keuangan mereka dengan baik. Mereka harus mampu mengidentifikasi pengeluaran yang tidak penting dan memiliki gaya hidup yang sesuai dengan kondisi finansial mereka. Mereka juga harus berinvestasi dari sekarang karena inflasi tidak terelakkan.
"Maka jelaslah bahwa komunitas politik terbaik terbentuk oleh warga kelas menengah dan bahwa negara-negara yang berkemungkinan terkelola dengan baik adalah yang memiliki kelas menengah besar. Dimana kelas menengah ada dalam jumlah yang besar, lebih kecil kemungkinan terjadi perpecahan atau keretakan"
Aristoteles