Konsep “berserah” bisa jadi terasa sulit untuk dipahami karena kebanyakan kita mengasosiasikan istilah ini dengan kegagalan, berhenti atau menyerah kalah. Nick meyakini bahwa berserah bukan menyerah dan berhenti. Berserah diri baginya adalah melepaskan segenap rencana yang dibuatnya dan membiarkan Allah menunjukkan rencanaNya.
Seringkali kita menghabiskan seluruh hidup memegang kendali atas apa yang terjadi pada diri sendiri & orang di sekeliling. Padahal mengendalikan segala sesuatu yang ada di sekeliling, sebenarnya bisa menjadi kendala. Kita beresiko melewatkan berbagai berkat yang mungkin akan dicurahkan bilamana kita bertindak dalam iman, dan melepaskan kendali tersebut.
Yang benar-benar bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri mengatasi yang terburuk dan bekerja sebaik mungkin. Ini berarti mengembangkan potensi bakat kita seutuhnya. Agar apapun yang terjadi, kita meyakini kemampuan kita untuk terus bertekun dan melesat ke depan dalam perlombaan yang disediakan bagi kita.
Bukan berarti melepaskan cita-cita, tetapi Nick mendorong agar Anda membuka diri pada kemungkinan dan kesempatan terbesar dengan terus-menerus menyerahkan secara mutlak kendali atas hidup Anda pada Sang Pencipta. Jadi, ketika Allah meminta kita untuk bermimpi besar, kita bisa melakukannya karena mengetahui bahwa Allah sanggup mewujudkannya.
Kehidupan kita bukanlah mengenai apa yang kita inginkan. Tapi apa yang dikehendaki Allah bagi kita. Bila kedamaian tetap tinggal di hati saat kita berdoa dan bergerak maju dengan keputusan menindaklanjuti sebuah kesempatan, kita akan merasa seperti sedang mengikuti kehendakNya. Bila kita melangkah ke jalan yang salah, Allah akan mengubahkan hati dan membimbing.
Sulit memang mengetahui pintu mana yang tepat. Tetapi dengan berserah diri, bersabar dan percaya, Allah akan menuntun kita. Berhenti mencoba mengendalikan hal-hal yang berada di luar kendali kita dan sebaliknya berfokus melakukan yang terbaik, selangkah demi selangkah. Pakai seluruh bakat, talenta, kemampuan otak dan keterampilan yang kita miliki.
“Dalam hal kasih dan iman, yang penting adalah mewujudkannya ke dalam tindakan. Tempatkan kasih dan iman kita di luar sana. Disanalah kasih dan iman bisa menyumbang bagi kebaikan bersama. Putuskanlah untuk memakai talenta dan kemampuan yang Allah berikan untuk melayani tujuan yang lebih besar lagi.”
Nick Vujicic